TUNIS, (Panjimas.com) – Dilaporkan bahwa 2 pengacara Tunisia, Abderraouf Ayadi dan Najat Al-Obeidi, menghadapi investigasi hakim militer pada tanggal 17 Desember karena dianggap menuduh seorang pejabat keamanan Tunisia telah menyiksa klien mereka, dilansir oleh Middle East Monitor.
Dalam permohonan judicial mereka, 2 pengacara menuduh pejabat keamanan Tunisia menyiksa klien mereka selama penangkapan, yang momentumnya kembali saat sebelum terjadinya revolusi Tunisia pada tahun 2011.
Kepala Gerakan Oposisi Wafaa Tunisia, Ayadi mengatakan dalam pernyataanyanya untuk Quds Press bahwa dia tidak akan menghadiri Pengadilan Militer pada tanggal 17 Desember dan malah bermaksud untuk melakukan perjalanan ke Provinsi Sidi Bouzid di wilayah tengah Negara Tunisia dalam rangka merayakan ulang tahun ke-5 revolusi Tunisia dimana Presiden Zine El Abidine menjungkalkan Presiden Ben Ali.
“Saya tidak mempunyai pilihan, saya akan pergi ke Sidi Bouzid untuk merayakan ulang tahun revolusi. Persidangan adalah tes (ujian) untuk kekuatan saya dan saya tidak akan terintimidasi oleh hal itu, “katanya.
Ayadi menggambarkan tuntutan terhadap dirinya sebagai “false” (kesalahan), dan mengatakan bahwa “mereka ingin menghadapi pertahanan, yang ingin mengungkap kebenaran dan membela yang tertindas. Rezim korup berusaha untuk kembali. ”
Ayadi menambahkan bahwa ia menyesalkan fakta bahwa satu-satunya Partai Politik yang belum mengeluarkan pernyataan terkait kasusnya adalah gerakan Ennahda.
“Ketika banyak perkataan menyebar tentang kasus ini, begitu banyak pejabat dan pihak-pihak yang mengekspresikan solidaritasnya terhadap saya termasuk mantan Presiden Dr Moncef Marzouki dan Kongres Tunisia untuk Partai Republik, tapi tidak untuk Ennahda,” katanya. [IZ]