JAKARTA, (Panjimas.com) – Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Ridwan mengatakan saat ini pemerintah telah bersikap diskriminasi terhadap umat Islam.
Menurut Cholil, seperti dilansir viva Islam adalah agama yang santun. Tercermin pada tauladan Nabi Muhammad SAW yang selalu santun, damai, lemah lembut. Secara terminologi Islam sendiri berarti damai.
“Masyarakat Muslim Indonesia selama ini sudah sangat santun. Dengan posisi sebagai mayoritas, kecenderungan di lapangan malah cenderung mendapat perlakuan diskriminasi,” kata Cholil, saat menghadiri Silaturahmi Nasional Majelis Tafsir Alquran di Gelora Bung Karno, Ahad, (27/12/2015).
Cholil memberikan contoh Beberapa kasus yang terkait agama maupun tempat ibadah, umat Islam cenderung mendapat perlakuan yang tidak adil.
“Seperti kasus Tolikara, di mana pelaku yang membakar gereja dan menyerang umat saat salat Idul Fitri, tidak terkena sanksi hukum. Tapi saat kasus Singkil Aceh, pelaku langsung ditelanjangi dan dikenakan sanksi hukum,” ujar Cholil.
Contoh lainnya yang diberikan Cholil adalah pada saat perayaan Maulid Nabi dan perayaan Natal kemarin. “Kenapa kalau Maulid Nabi masjid tak dijaga. Tapi kalau Natal gereja dijaga sangat ketat. Umat Islam sudah sangat merasa bertindak profesional, tapi dengan hal seperti ini umat Islam merasa didiskriminasi,” tutur Cholil.
Posisi umat Islam sudah sangat santun dalam menghadapi semua kejadian yang menyudutkan nama Islam. “Pemerintah harus mampu untuk berdiri dan menjalankan hukum dengan sebaik-baiknya. Jika memang salah, ya harus di hukum. Kita harap Pemerintah dapat berlaku adil,” ujar Cholil.
Menanggapi tudingan tersebut, perwakilan pemerintah, Staf Kepresidenan, Teten Masduki, menyatakan pemerintah selalu berusaha untuk bersikap adil dan menegakkan hukum secara benar.
“Untuk kasus Tolikara, kami sudah mengadakan dialog dengan semua pihak terkait. Dan proses pembangunan mesjid juga sudah dilakukan,” kata Teten di kesempatan yang sama. [RN]