SOLO, (Panjimas.com) – Tak ayal lagi, bahwa kehidupan dunia saat ini tak lagi terasa memberikan rasa aman dan nyaman kepada mayoritas manusia di belahan bumi manapun, khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Selain acaman kemiskinan karena kondisi ekonomi yang semakin buruk, juga semakin meningkatnya ancaman tindak kekerasan dan kejahatan seksual.
Mensikapi hal itu lah Muslimah HTI Solo menyelenggarakan sebuah aksi di Bundaran Gladag. Selasa, (22/12/2015).
Muslimah HTI menyebutkan, sebenarnya ancaman kemiskinan, kekerasan dan kejahatan seksual ini tak hanya ada pada negeri kaum muslimin yang diterapkan didalamnya system demokrasi dan ekonomi kapitalis. Hal serupa terjadi pada wanita dan anak – anak di negeri Barat yang menerapkan sistem demokrasi dan ekonomi kapitalis.
Ini menunjukkan bahwa cara pengaturan urusan wanita dan anak –anak dalam sistem demokrasi dan ekonomi kapitalis keliru. Sebab, cara pandang sistem ini terhadap perempuan adalah memposisikan mereka sama halnya dengan barang atau asset ekonomi yang menguntungkan. Kita lihat bagaimana sistem ini membenarkan mengeksploitasi perempuan dan anak – anak untuk kepentingan bisnis.
Untuk itu kami Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II HTI Kota Surakarta menyerukan,
“Mengembalikan ibu pada fungsi aslinya yaitu sebagai Ibu dan pengatur rumah tangga, Ibu yang handal menjaga anak – anaknya dari kerusakan fisik dan psikis, mempersiapkan generasi unggul penerus peradaban yang diberkahi Allah SWT.” Nawang Ratri Anggraini, Ketua MHTI DPD II HTI Kota Surakarta.
Negara bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan hidup rakyat baik dalam ranah privat maupun publik.
Negara mewujudkan media yang sehat- bebas dari materi kekerasan dan kepornoan- serta mampu mencerdaskan masyarakat.
“Membuang sistem demokrasi dan ekonomi kapitalis sebagai biang kerusakan pada ibu dan anak-anak, dan menggantinya dengan sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah yang mampu melindungi dan menyejahterakan ibu dan anak.” Pungkasnya.[RN]