YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Natal tinggal sepekan lagi. Para aktivis gereja mulai sibuk memersiapkan apa-apa yang diperlukan dalam perayaan dan misa pada hari H. Salah satu hal yang penting adalah pengamanan. Pertanyaannya, perlukah Ormas Islam mengirim personil untuk penjagaan acara Natal?
Untuk mendapatkan jawaban, Panjimas.com sempat mewawancarai beberapa narasumber, dan berhasil menghimpun informasi dan pandangan dari mereka.
Untuk pengamanan Natal, Kemenag DIY, melalui Kasubag Informasi dan Humas, Arif Gunadi, menghimbau kepada seluruh warga Yogyakarta untuk menjaga kondusifitas. “Sebagai insan beragama, warga negara yang taat hukum, dan warga Jogja yang toleran, hendaknya menerapkan nilai-nilai toleransi dan pluralitas. Menjaga kedamaian, ketentraman, agar tak terjadi disharmonisasi dalam menjalani agama,” terang Arif saat ditemui Panjimas.com di kantornya, Rabu (16/12).
Ditanya soal penjagaan acara Natal, Arif mengatakan bahwa itu tugas polisi dan Satpol PP. Dia mengatakan, “Kalau penjagaan itu sudah menjadi tugas polisi dan Satpol PP.”
Di tempat terpisah, Ketua MUI sekaligus Ketua FKUB DIY, KH. Thoha Abrurrahman, mengatakan, “Ndak perlu menawar-nawarkan diri (untuk membantu dalam penjagaan acara Natal).”
Pernyataan lebih tegas disampaikan oleh Ketua Mualaf Center Yogyakarta, Hasan Lubis. Pria yang masuk Islam pada 2008 ini mengatakan bahwa Muslim tak perlu membantu pengamanan acara Natal. Karena Natal sendiri bukan ajaran Nasrani. Ia sudah terpengaruh ajaran Paganisme Romawi.
“Natal itu sebuah kesalahan bagi orang Nasrani. Jadi, sebuah kesalahan tidak selayaknya dibantu,” jelasnya saat ditemui Panjimas.com, Rabu lalu.
“Yang sebaiknya kita lakukan adalah memahamkan kepada mereka apa itu Natal yang sebenarnya, dengan cara yang ramah,” lanjutnya.
Oleh pihak gereja sendiri, sebetulnya personil penjagaan dari Ormas Islam bukanlah kebutuhan. “Untuk penjagaan, biasanya kami dari intern. Kami ada Paguyuban Peduli Gereja. Lalu dari Polsek, dan pas hari H-nya ada dari Polres,” terang Andre, Sekretaris Kevikepan DIY hari ini di kantornya, di Gereja St. Fransiscus Xaverius Kidul Loji Yogyakarta.
“Kalo ada bantuan dari Ormas, itu mereka sendiri yang menawarkan. Kami tidak meminta, tapi karena gereja kami terbuka, ya kami terbuka untuk siapa saja, asal itu baik,” lanjut Andre. [IB]