DUBAI, (Panjimas.com) – Dua Komandan senior dari Arab Saudi [KSA] dan Uni Emirat Arab [UAE] berada di antara puluhan pasukan koalisi Teluk, tentara Yaman dan Sudan dilaporkan tewas dalam serangan roket di Yaman karena pertempuran kembali berkobar sebelum dimulainya pembicaraan damai Selasa (15/12/2015), demikian menurut media lokal dan sumber keamanan Yaman, dilansir oleh Reuters
Serangan roket Tochka ditujukan pada sebuah kamp militer Laut Merah di barat daya dari kota Taiz pada Senin pagi (14/12/2015), kerugian serangan roket ini tampaknya menjadi salah satu kemunduran paling berdarah bagi pasukan Teluk di beberapa bulan melawan pasukan Syiah Houthi yang berafiliasi dengan Iran beserta unit tentara Yaman yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Sultan Mohammed Ali al-Kitbi, seorang perwira tinggi militer Emirat, telah wafat di dekat Taiz, menurut laporan kantor berita Emirati WAM. Sementara itu menurut laporan Saudi Press Agency [SPA], Kolonel Abdullah al-Sahian dan Kitbi telah wafat saat waktu fajar pada Senin (14/12/2015), saat keduanya sedang memikul misi mengawasi operasi untuk membebaskan kota Taiz.
Foto-foto Sahian, yang telah dihiasi dengan foto Presiden Yaman yang didukung Koalisi pimpinan Saudi, Abd-Rabbu Mansour Hadi menghormati keberanian mereka , yang ditampilkan oleh saluran televise al-Hadath milik Saudi bersamaan dengan ayat-ayat al-Quran.
Sementara itu pihak Syiah Houthi mengatakan melalui media mereka sendiri bahwa 2 Komandan telah tewas dalam serangan roket di dekat Bab al-Mandab di pantai Laut Merah.
Sebuah sumber di pasukan pro-Hadi menegaskan bahwa roket telah ditembakkan ke basis pasukan koalisi di daerah Dhubab, utara dari Bab al-Mandab dan barat daya dari kota Taiz, sumber itu menambahkan bahwa “puluhan jiwa tewas” di sebuah kamp yang menampung pasukan Yaman, Sudan, Emirat dan Arab Saudi itu.
Arab Saudi telah memimpin pasukan koalisi Arab dalam kampanye militer sejak akhir Maret lalu untuk menghentikan Syiah Houthi mengambil control penuh atas Yaman setelah mereka merebut ibukota Sana’a tahun lalu dan maju ke selatan menuju kota pelabuhan Aden, Houthi sendiri merupakan berafiliasi dengan Syiah Iran yang musuh bebuyutan Riyadh.
Seperti diketahui, Kampanye militer pasukan koalisi Arab yang dipimpin Saudi telah berhasil merebut kembali Aden dan kota Marib, sebelah timur Sanaa, tetapi gagal untuk menggulingkan Houthi dari kota Taiz atau mengakhiri serangan mereka di perbatasan Saudi yang telah menewaskan puluhan tentara Kerajaan.
Dilaporkan bahwa serangan Roket Senin pagi itu adalah yang terburuk sejak lebih dari 60 pasukan Saudi dan Emirat, tewas pada bulan September lalu ketika roket Tochka lainnya menghantam pangkalan udara al-safer dekat Marib di timur laut Yaman.
Syiah Houthi dan juga mantan Partai Politik Ali Abdullah Saleh, yakni General People’s Congress, telah mengirimkan perwakilannya ke Swiss pada Selasa [15/12/2015] untuk melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional di bawah Presiden Mansour Hadi.
7 hari gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada hari Senin [14/12/2015] bertepatan dengan masa pembicaraan damai. 2 upaya gencatan senjata sebelumnya, pada bulan Mei dan Juli, telah menghasilkan berbagai tuduhan pelanggaran oleh kedua belah pihak.
Hampir 6.000 orang telah tewas dalam konflik Yaman, hampir setengah dari mereka adalah warga sipil. Hal ini juga telah mendorong Yaman ke pinggir jurang kelaparan. [IZ]