SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Kontribusi dalam perjuangan digaris terdepan tidak hanya memanggul senjata namun semua komponen mampu disumbangkan untuk sebuah perjuangan di jalan Allah. Begitupula seorang yang mempunyai kemampuan dalam bidang kesehatan.
Pesan itulah yang disampaikan dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta bekerjasama dengan Sahabat Al Aqsha yang mengambil tema “Surat dari Garis Depan untuk Pejuang Kesehatan” di Auditorium Moh Djazman. Senin, (14/12/2015).
Dalam acara tersebut dihadirkan Ulama dari Mesir, Syaikh Muhammad Romadhon. Dalam nasehatnya ia menyampaikan bahwa jangan sampai menjadi seorang dokter atau tenaga medis hanya memikirkan keduniawiaan saja namun harus dipahami bahwa profesi tersebut memiliki tujuan yang lebih mulia yaitu akherat.
Kedua Syaikh Muhammad juga menghimbau agar seluruh umat Islam menjadi manusia yang unggul dibidangnya sehingga semua ilmu yang dimiliki bisa dikontribusikan untuk perjuangan Islam.
Terkait munculnya pemberitaan miring tentang Palestina ataupun Al Aqsha ia berpesan agar umat Islam pandai dalam memilih media. Sebab, saat ini banyak media-media barat yang terus membuat propaganda negatif terhadap berita-berita Islam.
Sedangkan Ustadz Abdurrahman yang didapuk menjadi pembicara kedua lebih menyoroti bahwa peran aktivis medis sangat dibutuhkan di daerah konflik. Ia pun menceritakan saat menjadi relawan dan dikirim ke Suriah ditahun 2013 yang lalu.
“Banyak organ-organ tubuh anak-anak yang tercecer dalam konflik tersebut, banyak pula wanita tak berdosa yang di dholimi oleh Basar Assad” ujarnya.
Selain itu Ustadz Abdurrahman juga panjang lebar menjelaskan terkait pentingnya umat Islam membela Masjid Al Aqsha yang saat ini di kuasai oleh zionis Israel.[RN]