DAMASKUS, (Panjimas.com) – Serangan rudal intens pada distrik sekolah dan daerah lainnya di wilayah yang dikuasai mujahidin Suriah di pinggiran kota Damaskus telah menewaskan puluhan orang pada hari Ahad (13/12/2015), termasuk diantaranya adalah anak-anak, demikian dilaporkan oleh kelompok monitoring dan pekerja penyelamat setempat mengatakan kepada Reuters.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia [Syrian Observatory for Human Rights] mengatakan pesawat tempur tak dikenal telah menghantam Kota Douma, 10 mil (15 km) timur laut dari ibukota, dan juga sekaligus rudal darat telah ditembakkan oleh tentara Suriah telah melanda daerah sekitarnya, termasuk bagian Timur Ghouta.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 2 anak dan seorang Kepala Sekolah, kata SOHR.
Sementara itu dilansir oleh AFP, Setidaknya 45 warga sipil tewas hari Ahad (13/12/2015) dalam pemboman berat di wilayah mujadihin kubu timur Damaskus yang juga melanda sekolah , demikian kata kelompok pemantau.
SOHR [Syrian Observatory for Human Rights] mengatakan roket yang ditembakkan oleh pasukan rezim Assad menghujani kota-kota Douma, Harasta, Saqba dan Arbin di wilayah Timur Ghouta yang dikuasai oleh kubu oposisi.
Pemimpin SOHR, Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa serangan udara juga melanda kota-kota, tetapi tidak jelas apakah mereka dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur Suriah atau Rusia.
Sedikitnya 10 anak dan 4 wanita tewas , dan puluhan orang terluka, katanya.
“Salah satu serangan udara di Douma menghantam sekolahan, dan membunuh seorang Kepala Sekolah,” kata Abdel Rahman, dilansir AFP.
Pria-Pria membawa anak-anak melewati puing-puing debu yang menutupi bangunan-bangunan hancur di Douma, dimana jalan-jalan penuh dengan puing-puing dan pecahan kaca, demikian menurut seorang fotografer AFP di tempat kejadian.
Tubuh seorang gadis kecil tergeletak di meja operasi di sebuah Rumah Sakit lapangan, seorang dokter menyiapkan untuk mengoperasi kaki gadis kecil itu yang terluka parah.
Sebuah kelompok aktivis di Douma membagi foto-foto lokasi di Facebook dari reruntuhan bangunan dan juga foto yang memperlihatkan anak-anak berdarah berbaring di sebuah klinik darurat.
Dalam salah satu foto yang menggetarkan jiwa terlihat sepatu anak-anak, notebook, dan tas yang berserakan di lantai bernoda darah di sebuah sekolahan di Douma.
Abdel Rahman, Ketua SOHR, mengatakan salah satu pejuang juga syahid dalam pemboman pada hari Ahad (13/12/2015).
Syrian Civil Defence, sebuah kelompok penyelamat kemanusiaan yang beroperasi di daerah-daerah yang dikuasai mujahidin, menyebutkan korban tewas pada angka 35 jiwa dan mengatakan banyak lainnya mengalami luka-luka. Kelompok itu juga memposting foto bayi yang tewas dengan luka parah pada bagian kepala.
Issam al-Rayyes, juru bicara Front Selatan dari Tentara Pembebasan Suriah [FSA], Southern Front of the insurgent Free Syrian Army, mengatakan sebanyak 60 orang telah tewas dalam serangan di wilayah Douma yang dimulai hari Ahad pagi.
Seperti diketahui, Banyak penduduk Douma telah melarikan diri dari konflik yang berlangsung hampir lima tahun itu, Mereka pindah ke daerah pedesaan di dekatnya. Perang sipil Suriah, yang dimulai sebagai pemberontakan terhadap rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad, telah menewaskan lebih dari 250.000 orang dan membuat lebih dari 10 juta warganya pindah mengungsi dari rumah mereka.
Daerah-daerah itu telah berada di bawah pemboman berat dalam beberapa bulan terakhir ini. Tentara Suriah mengatakan serangan itu menargetkan para gerilyawan mujahidin yang telah meluncurkan serangan terhadap wilayah yang dikuasai pemerintah.
SOHR [Syrian Observatory for Human Rights] yang telah mengumpulkan informasi dari jaringan-jaringan kontak di lapangan sejak awal konflik pada tahun 2011, mengatakan sedikitnya 40 bom mortir ditembakkan oleh para gerilyawan di pinggiran timur pedesaan menghantam Damaskus pada hari Ahad, menewaskan sedikitnya 1 anak dan melukai beberapa orang .
Diketahui, Pasukan Rezim Assad teratur membombardir wilayah mujahidin di Timur, Ghouta.
Bulan lalu, pasukan rezim dan kelompok pemberontak mencoba untuk menyepakati gencatan senjata 15 hari di bagian Timur Ghouta.
Serangan udara di daerah tersebut dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur Rusia, yang mulai melakukan pemboman udara di Suriah pada akhir September.
Kantor berita negara, SANA, mengatakan 3 warga sipil dilaporkan telah tewas dan sedikitnya 30 terluka dalam serangan mortir yang menargetkan lingkungan perumahan dari Damaskus. Sebagian besar korban adalah siswa sekolah, katanya, mengutip wartawan lokal setempat.
Bashar al-Assad mengatakan pada hari Jumat (11/12/2015) bahwa ia tidak akan bernegosiasi dengan mujahidin, Assad muncul berbicara untuk menggagalkan pembicaraan damai yang mana Rusia dan Amerika Serikat berharap hal itu untuk dibahas bulan depan.
Pihak Washington membantu menengahi kesepakatan yang dicapai pada hari Kamis (10/12/1015) oleh lebih dari 100 anggota partai oposisi Suriah dan lebih dari selusin kelompok mujahidin yang mana sepakat untuk mengirim tim gabungan untuk memenuhi pemerintah di bawah naungan PBB bulan depan. [IZ]