ADDIS ABABA, (Panjimas.com) – Hari Jumat (11/12/2015) Seorang penyerang tak dikenal dilaporkan telah melempar granat tangan ke Anwar Mosque, Masjid terbesar di ibukota Ethiopia Addis Ababa, sehingga melukai setidaknya 24 orang dan 5 dalam kondisi kritis, kata pejabat berwenang di Addis Ababa, dilansir oleh Tesfa News.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan para pejabat Ethiopia mengatakan bahwa mereka mencoba untuk mencari tahu siapa yang berada di balik serangan granat itu .
Menteri Informasi Ethiopia, Getachew Reda, mengatakan bahwa tidak ada korban yang tewas dalam serangan granat itu, yang terjadi di Masjid Anwar di Addis Ababa setelah pelaksanan shalat Jumat.
Pihak Kepolisian dan Otoritas keamanan dengan cepat turun ke lokasi kejadian dan mencegah kamera kru Al Jazeera News untuk mendokumentasikan insiden di Masjid Anwar itu. Diketahui, Ketegangan meningkat di kota Addis Ababa pada Jumat malam (11/12/2015).
Menteri Getachew Reda mengatakan bahwa serangan itu mungkin telah ditujukan untuk menyebabkan kebingungan dan kepanikan, menyusul beberapa protes keras dan demonstrasi melawan pemerintah di negara bagian Oromia dalam beberapa hari terakhir.
Orang-orang Oromo, merupakan kelompok etnis terbesar di Ethiopia, Mereka telah mengadakan protes dan demonstrasi terhadap rencana pemerintah agar “lebih mengintegrasikan pembangunan di wilayah yang lebih luas”.
Beberapa kelompok pemberontak berjuang pada tingkat rendah dalam pemberontakan di Ethiopia.
Warga Muslim telah memprotes pemerintah Ethiopia sejak tahun 2011, menuduh pemerintah ikut campur dalam urusan agama mereka.
Sebuah pengadilan di Ethiopia telah menjatuhkan hukuman bagi 18 Muslim, termasuk diantaranya adalah ulama dan seorang wartawan, hingga mencapai 22 tahun penjara mengacu pada undang-undang anti-terorisme yang kontroversial pada bulan Agustus lalu.
Protes rakyat Oromo yang telah menyebar ke lebih dari 50 kota di seluruh negeri sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 10 pengunjuk rasa atau demonstran.
Tokoh oposisi dan aktivis Ethiopia memperingatkan pemerintah Ethiopia terutama mengacu pada kebijakan pemerintah berdasarkan etnis yang saat ini sedang menuju bencana demografi, sosial dan politik.
Banyak Orang Oromo mengatakan bahwa mereka telah diusir dari tanah mereka dan hak-hak mereka telah diabaikan, demikian kata salah seorang koresponden.
Pemerintah Ethipia mengakui bahwa 3 aktivis telah tewas, namun pihak aktivis Oromo membantah dengan mengatakan bahwa jumlah yang tewas jauh lebih tinggi. [IZ]