LONDON, (Panjimas.com) – Pemimpin Rezim Suriah Bashar Al-Assad baru-baru ini mengakui bahwa rezimnya telah menyediakan senjata untuk milisi PYD [Partiya Yekîtiya Demokrat] atau [Democratic Union Party], organisasi militant Kurdi cabang Suriah yang berafiliasi dengan PKK [Partiya Karkerên Kurdistanê], dilansir oleh Anadolu Agency.
Seperti diketahui bahwa PKK [Partiya Karkerên Kurdistanê] atau juga disebut [Kurdistan Workers’ Party], adalah organisasi militant sayap kiri yang berbasis di Turki dan Irak Kurdistan. Organisasi militant ini merupakan organisasi Kurdi terkuat, sehingga dikategorikan oleh NATO dan Uni Eropa sebagai organisasi teroris, PYD sendiri mengakui berafiliasi secara ideologis dan berhubungan erat dengan PKK.
Dalam pernyataan yang dibuatnya selama wawancara khusus dengan Harian Inggris, The Sunday Times, Al-Assad mengatakan, “Kami mengirimkan mereka [PYD] persenjataan, karena mereka [PYD] adalah warga Suriah, dan mereka ingin memerangi terorisme”.
Sementara merujuk pada teks lengkap dari wawancara itu, yang kemudian juga diterbitkan oleh kantor berita resmi Suriah, Assad mengatakan bahwa rezimnya memiliki dokumen untuk membuktikan dukungannya bagi kelompok-kelompok bersenjata seperti PYD.
“Milisi Kurdi yang memerangi teroris bersama dengan tentara Suriah, di wilayah yang sama … [Mereka didukung] terutama oleh tentara Suriah, dan kami memiliki dokumen terkait hal itu”, kata Assad.
“Kami mengirimkan mereka persenjataan, karena mereka adalah warga Suriah, dan mereka ingin memerangi terorisme. Kami melakukan hal yang sama dengan banyak kelompok lain di Suriah karena Anda tidak dapat mengirim tentara untuk setiap bagian dari Suriah. Jadi, bukan hanya orang-orang Kurdi. Banyak warga Suriah lainnya melakukan hal yang sama “, jelasnya.
Tentang rencananya untuk tinggal di Suriah, Assad mengatakan bahwa ia mungkin akan mencalonkan diri sebagai Presiden jika ada pemilihan sebelum tahun 2021 ketika masa jabatan Presidennya itu berakhir, dengan alasan bahwa itu adalah haknya untuk mencalokan diri sebagai “warga Negara Suriah”.
“Ini adalah tentang proses politik. Jika proses ini disepakati, maka saya memiliki hak untuk mencalonkan diri pada pemilu mendatang seperti warga Suriah lainnya … Toh, masih terlalu dini untuk berbicara tentang hal ini, karena seperti yang Anda tahu, proses politik ini saja masih belum disepakati “, katanya. [IZ]