SOLO, (Panjimas.com) – Hari Jumat- Sabtu kemarin (4-5 Desember 205) bertempat di Aula Utama Masjid Nurul Huda UNS, Kegiatan Malam Bina Ruhiyah dan Gerakan Shubuh Jamaah Nasional [GSJN] kembali dilaksanakan. Jumat malam Ba’da Shalat Isya, tampak ratusan jamaah mengikuti kajian, yang kali ini mengangkat tema tentang Kepemimpinan Islam. Hadir sebagai narasumber beliau, Ketua Majelis Ulama Indonesia [MUI] Kota Solo, Prof.Dr. dr.H. Zainal Arifin Adnan dan Ustad Hatta Syamsudin, Lc yang dikenal luas sebagai trainer dan pendiri gerakan ‘Indonesia optimis’.
Meskipun tidak sebanyak 2 agenda GSJN sebelumnya, seluruh peserta dengan tertib dan khidmat mengikuti rangkaian acara Malam Bina Ruhiyah dan GSJN 3 kali ini hingga Qiyamul Lail dan Shalat Shubuh. Ketua Panitia GSJN 3, Achmad Azis Alfian mengemukakan bahwa, “Dari 1000-an pesertadi GO [Grand Opening] hingga sekarang tersisa 300-400 orang, hal itu bukanlah sebuah fitrah yang patut dimaklumi, justru harus ada yang dievaluasi dari keberjalannnya.”ujarnya.
Menjelang PILKADA Serentak di bulan Desember ini, besok Rabu [9/12/2015], sebagaimana diketahui hal itu menentukan pergantian kepemimpinan di tiap daerah, maka sudah selayaknya seorang Muslim haruslah tahu bagaimana memilih sosok pemimpin.
Ustad Hatta Syamsudin, Lc menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang seharusnya menjadi dasar bagi umat untuk menentukan siapa sosok yang akan memimpinnya, diantaranya beliau menyebutkan,
Pertama, dan mendasar adalah pemimpin itu haruslah seorang Muslim. kriteria lain sebagaimana disebutkan Ustad Hatta adalah ‘adil’, yakni menempatkan segala sesuatunya berdasarkan kebutuhannya.
Kedua, seorang pemimpin itu haruslah seseorang yang berani karena seorang pemimpin akan dihadapkan dengan banyak permasalahan yang harus diputuskan dalam waktu singkat, segala risikonya harus berani ditanggung, sementara tidak semua pihak menyukai keputusannya.
Ketiga, carilah sosok yang sederhana, apa adanya, tapi bukan sekadar sebagai pencitraan, “Atau siap lapar, tapi juga siap kenyang, siap tidur di hotel bintang lima, tapi juga harus siap tidur di Masjid tanpa alas”, begitu kiranya perumpamaan Ustad Hatta Syamsudin, Lc.
Ia menambahkan bahwa pun dengan sosok Rasulullah SAW yang tidurnya hanya beralaskan kain kasar, sementara Kisra Raja Persia dan Kaisar Romawi yang tidur beralaskan sutra
Keempat, pilihlah pemimpin yang suka bermusyawarah, dan tak lupa, pemimpin haruslah seseorang yang cinta dan peduli kepada rakyat yang dipimpinnya, misalnya, salah satu yang telah dicontohkan Sahabat Rasulullah SAW adalah “blusukannya” Umar bin Khattab ra di malam hari untuk melihat secara langsung kehidupan rakyatnya, hingga akhirnya ia menemukan seorang gadis anak penjual susu yang melarang Ibunya mencampurkan air ke dalam susu yang mereka jual dan kelak dari gadis itulah lahir sosok luar biasa Umar bin Abdul Aziz.
Ustad Hatta Syamsudin, Lc, menegaskan bahwa “seorang Muslim tidak semestinya enggan berbicara tentang kepemimpinan, justru para Ulama harus berada di barisan terdepan untuk menciptakan pemimpin yang paham dengan nilai-nilai keislaman, sebab yang banyak kita temui adalah banyak terdapat pemimpin Muslim, namun banyak pula dari mereka yang tidak amanah
Sementara itu, beliau Ustadz Prof. Dr. dr. H. Zainal Arifin mengemukakan ungkapan menarik misalnya, “Berani nggak kalian bilang, Siapa yang bisa dipercaya di Indonesia sekarang?”, maka jawabannya, “hanyalah aku!”. Maka sebagai umat yang dikaruniai Quran, umat Islam seharusnya mampu mencetak sejarah terbaiknya sebagaimana sejarah-sejarah yang ditorehkan para pemimpin Muslimin sebelumnya. Tidak perlu menuntut orang lain untuk memulai, karena kita sejatinya juga Pemimpin. Teruslah perbaiki diri, akhlak, dan perkaya pribadi kita dengan ilmu dan amal. “, demikian kata Ketua MUI Solo itu.
Gerakan Shubuh Jamaah Nasional [GSJN] III ini diselenggarakan atas kerjasama Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus [FSLDK], Biro Asistensi Agama Islam UNS, dan JN UKMI UNS. [IZ]