WASHINGTON, (Panjimas.com) – Pihak Gedung Putih menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa penembakan mematikan di San Bernardino, California dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam sel-sel ekstremis, demikian dalam sebuah pernyataan mengutip pejabat intelijen AS, dilansir oleh Sputnik.
Menurut pernyataan Gedung Putih itu, disebutkan bahwa Presiden AS Barack Obama, Hari Sabtu [5/12/2015] telah menerima laporan terbaru dari Federal Bureau of Investigation [FBI], Direktur James Comey, Jaksa Agung, Loretta Lynch, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri, Jeh Johnson, dan pihak intelijen AS terkait perkembangan penyelidikan berkelanjutan penembakan California.
“Tim Ke-Presidenan juga menegaskan bahwa mereka belum menemukan indikasi bahwa para pembunuh adalah bagian dari kelompok terorganisir atau merupakan bentuk bagian dari sel teroris yang lebih luas,” demikian pernyataan dalam situs Gedung Putih, hari Sabtu [5/12/2015] .
Bukti menunjukkan bahwa pelaku kekerasan di-radikalisasi untuk melakukan serangan itu, mengutip pernyataan Gedung Putih
“FBI menambahkan bahwa, dalam koordinasi dengan otoritas pemerintah setempat, mereka telah memanfaatkan semua sumber daya yang diperlukan untuk mengejar setiap bukti maupun semua hal terkait yang mengarah pada penyelidikan mereka,” kata perwakilan Gedung Putih
Seperti diketahui, pada hari Rabu [2/12/2015], sebuah penembakan terjadi di Inland Regional Center di San Bernardino yang telah menewaskan 14 jiwa dan melukai 21 orang lainnya.
Pihak Kepolisian telah mengidentifikasi pelaku penembakan, diketahui adalah warga kelahiran AS asal Pakistan, Syed Rizwan Farook dan istrinya, Tashfeen Malik. Pasangan itu juga tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa jam setelah serangan San Bernandino Rabu lalu.
IS Klaim Pelaku Serangan California sebagai Pengikut Mereka
IS, Daulah Islam di Irak dan Suriah, mengatakan bahwa pasangan kelahiran AS yang diduga melakukan serangan San Bernandino di Negara bagian California, sebagai pengikut mereka.
Klaim ISIS dikabarkan datang dari siaran audio online 3 hari setelah penembakan dengan senapan serbu terjadi di Inland Regional Center, San Bernardino, sekitar 60 mil sebelah timur dari Los Angeles, dilansir oleh Toronto Sun Sabtu [5/12/2015].
Sementara itu, berbeda dengan klaim IS, pihak intelijen AS mengatakan bahwa serangan Sa Bernandino itu tidak terkait dengan sel ektrimis, dan bukanlah bagian dari kelompok terorganisir.
Serangan Penembakan itu, kabarnya dipuji oleh pihak IS, dan diketahui pasangan tersebut ini tewas 2 jam kemudian setelah peristiwa baku tembak dengan kepolisian.
Federal Bureau of Investigation [FBI] mengatakan hari Jumat [4/12/2015] bahwa pihaknya telah menemukan indikasi bahwa kedua pelaku telah berada di bawah pengaruh ide-ide radikal, tetapi tidak ada bukti bahwa pasangan itu adalah anggota kelompok teroris.
Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2014, gabungan koalisi internasional pimpinan AS telah melakukan serangan pemboman dari udara terhadap posisi kelompok IS di Irak dan Suriah.
Sementara Rusia, sekutu pemerintahan Bashar al-Assad, juga telah meluncurkan kampanye serangan pemboman di Suriah sejak akhir September lalu, menyusul permintaan Presiden Suriah Bashar Assad. [IZ]