LONDON,(Panjimas.com) – Hari Selasa Malam [1/12/2015] di kota London, Inggris dilaporkan ribuan massa demonstran turun ke jalan dalam sebuah aksi unjuk rasa untuk memprotes intervensi militer Inggris di Suriah menjelang penentuan suara parlemen terkait apakah Inggris harus bergabung dengan Perancis dan Amerika Serikat dalam serangan pemboman mereka di Suriah. Demikian dilansir Midlle East Monitor.
“Kami di sini untuk mengatakan satu hal sederhana: ‘Jangan bom Suriah’,” demikian pernyataan Koordinator Lapangan Aksi “Stop the War Coalition” [Koalisi Tuntut Hentikan Peperangan], Lindsay German, ditengah kerumunan ribuan demonstran di alun-alun Parlemen Inggris
Sementara itu Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menyatakan bahwa aksi militer di Suriah diperlukan untuk mencegah serangan yang berhubungan dengan [Islamic State] di Inggris.
Pada tahun 2013, Parlemen Inggris telah menolak aksi militer terhadap Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Namun, pasca insiden serangan Paris bulan lalu tampaknya opini Parlemen telah terpengaruh.
Richard Burgeon, seorang anggota Palemen Inggris, yang juga berbicara dalam demonstrasi selasa malam, mengatakan: “Parlemen kita yang telah mendapat begitu banyak malapetaka yang salah di Irak, dalam pandangan saya, begitu juga kita akan mendapatkan malapetaka yang salah pada Suriah. ”
Teriakan “Jangan bom Suriah, [Don’t bomb Syria ] dan “Tidak ada lagi perang” [No more war] terdengar keras di alun-alun Parlemen sebagaimana diketahui sekitar 4.000 demonstran berbaris dan melakukan long-march ke Markas Partai Konservatif dan Buruh, menyerukan anggota Parlemen partai itu untuk memberikan suara menolak intervensi militer.
George Galloway, mantan anggota Parlemen untuk Bradford West, mengatakan kepada Middle East Monitor, “Saya belum menyerah pada harapan bahwa kita dapat memenangkan suara ini di Parlemen besok malam, dan saya yakin bahwa kita bisa mencabut keputusan Perdana Menteri dari suara mayoritas yang diperlukan sebelum aksi militer Inggris meng-intervensi perang di Suriah. ”
Christine, seorang demonstran dari Eastbourne, mengatakan dia sangat marah dengan pemerintah Inggris yang berencana melakukan aksi pemboman Suriah. “Dimana militer Inggris berniat untuk membom orang-orang yang tidak bersalah, perempuan dan anak-anak, yang tidak ada hubungannya dengan ISIS,” demikian kata Christine kepada Middle East Monitor.
“Suriah mungkin memiliki teroris yang dapat menyerang kita, tapi ISIS tidak akan bisa dihentikan hanya dengan pemboman Suriah. Bahkan faktanya, bahwa apa yang bisa terjadi adalah dengan aksi pemboman Suriah kita malah dapat mengubah beberapa orang melawan kita dan juga membuat mereka bergabung ke ISIS. ”
Saat aksi protes Stop the War Coalition menyatakan bahwa “Inggris telah menjadi Negara yang paling agresif di Eropa selama 15 tahun terakhir, dalam memimpin intervensi militer di Afghanistan, Irak dan Libya. Namun sayangnya Inggris hanya berbuat sedikit saja untuk membantu para korban. Inggris begitu antusias terlibat dalam peperangan, namun telah berada di garis depan dalam menentang kebijakan kemanusiaan terhadap para pengungsi akibat konflik peperangan, maka rangkaian serangan pemboman yang merusak bukanlah sebuah solusi.[IZ]