YERUSALEM, (Panjimas.com) – 2 bulan telah berlalu sejak dimulainya apa yang oleh beberapa orang disebut sebagai “Intifada” Palestina baru, Gerakan Kebangkitan Rakyat Palestina, jihad melawan tentara zionis Israel di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur, aksi tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 109 warga Palestina dan ribuan warga lainya mengalami luka-luka, dilansir oleh Anadolu Agency.
Warga yang dibunuh itu termasuk diantaranya 24 anak-anak dan 5 perempuan, kemudian dilaporkan pula setidaknya 85 warga Palestina telah dibunuh dengan sengaja layaknya pembunuh berdarah dingin, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina.
Dalam periode yang sama, dilapokan 4.800 warga Palestina mengalami luka-luka akibat amunisi tajam dan peluru-peluru karet tentara zionis Israel, kata perwakilan Kementerian Kesehatan Palestina itu.
Sementara itu tentara Israel menuduh bahwa telah terjadi lebih dari 100 serangan warga Palestina terhadap pemukim Israel, kebanyakan dari serangan itu terjadi di Yerusalem.
Tuduhan pihak tentara Israel, menyatakan warga Palestina telah melakukan 82 serangan tikaman, 30 serangan penembakan dan 12 serangan mobil terhadap Israel 13 September lalu.
Serangan-serangan itu diduga telah membuat 22 warga Israel tewas dan 215 lainnya luka-luka, demikian menurut Magen David Adom, layanan paramedic Israel.
Menurut Palestinian Authority’s Committee on Detainees, Komite Otoritas Palestina untuk Tahanan, dilaporkan bahwa tentara Israel telah menahan 2.460 warga Palestina, termasuk diantanya 1.200 anak-anak dan 69 perempuan, dalam 2 bulan terakhir ini saja.
Dari jumlah tersebut, terdapat 450 anak di bawah umur dan 41 perempuan yang masih ditahan di penjara-penjara Israel, sementara 659 tahanan yang lain telah dipindahkan ke penahanan administratif.
Sejak insiden rentetan penyerangan terjadi, ratusan pemukim Yahudi telah menyerbu titik panas di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.
“2 bulan terakhir ini pengacauan pemukim Yahudi telah meluas, dengan 1.826 pemukim Yahudi yang memaksakan diri mereka masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi dan tentara zionis Israel,” demikian menurut pernyataan Hanna Issa, Kepala Komite Muslim-Kristen untuk Mendukung Kesucian Al Quds.
Israel telah menduduki dan meng-invasi secara paksa wilayah Yerusalem Timur dan Tepi Barat selama Perang Timur Tengah tahun 1967.
Kemudian mereka telah mencaplok kota suci pada tahun 1980, dan mengklaim tempat itu sebagai bukota Israel, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Kota Yerusalem merupakan tempat suci bagi umat Muslim, Kristen dan Yahudi, Yerusalem juga adalah rumah bagi Masjid Al-Aqsa, yang bagi umat Islam merupakan tempat paling suci ketiga di dunia, setelah Masjidil Haram di kota Mekkah al-Mukarromah dan Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwaroh. [IZ]