PURWAKARTA,(Panjimas.com) – Ketua Manhajus Solihin Purwakarta, KH Muhammad Syahid Joban menilai gagasan kebudayaan yang diusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi selama 10 tahun memimpin, mengarah pada kemusyrikan.
Bahkan, dalam akun media sosial facebook miliknya, Muhammad Syahid Joban pada 5 November menyebut Dedi sebagai raja syirik.
Melalui ponselnya, Ahad (15/11/2015) dilansir dari tribunnews, Joban hendak menyampaikan pesan bahwa banyak hal yang harus diubah dari Purwakarta.
“Budaya dikembangkan tapi nilai keagamaan merosot. Sehingga kami menilai keduanya harus berimbang. Islam tidak anti budaya tapi budaya yang diusung Dedi Mulyadi ini hanya bungkus yang isinya hanya ritual kemusyrikan,” ujar Joban.
Banyak ritus budaya namun dinilainya hanya mengarah pada kemusyrikan yang dilakukan oleh orang nomor satu di Purwakarta itu.
Sakralkan kereta kencana yang dianggap kendaraan tokoh mistis, Situ Buleud, Gedung Kembar, Gedung Negara dan Pendopo disakralkan dengan ritus-ritus berindikasi kuat musyrik,” ujarnya.
Tidak hanya itu, pernyataan Dedi juga kerap dinilainya menyesatkan umat muslim.
Seperti halnya, menokohkan Raja Padjadjaran, Sri Baduga Maharaja atau kerap disebut Prabu Siliwangi.
“Pernyataan yang keluar dari mulutnya itu menganggap Prabu Siliwangi tokoh keselamatan hingga pernyataan pemimpin hebat itu harus menikahi tokoh mistis dari pantai selatan, kan itu menyesatkan,” ujarnya.
Menanggapi tudingan itu, belum lama ini ketika disinggung mengenai raja syirik, Dedi tidak terlalu serius menanggapinya.
“Iya, terserah saja, itu penilaian orang, saya tidak akan ambil pusing,” ujar dia.