DAMASKUS, (Panjimas.com) – Dilaporkan Lebih dari 4.000 warga sipil telah tewas tahun ini karena “pengeboman tanpa pandang bulu” – yang seolah-olah menargetkan kelompok militan Islamic State [IS] yang dilakukan oleh rezim Irak, rezim Assad di Suriah, serta koalisi serangan yang dipimpin AS dan jet-jet tempur Rusia di Irak dan Suriah, demikian menurut sebuah laporan yang dirilis minggu ini oleh 2 kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, dilansir oleh Middle East Monitor
Dalam pernyataan pers yang disertai pula dengan rilis laporan itu, Ceasefire Centre for Civilian Rights [Pusat Gencatan Senjata untuk Hak Rakyat Sipil] dan Minority Rights Group International Group [Grup Internasional Pembela Hak Minoritas], mengatakan bahwa lebih dari 2.800 warga sipil telah tewas di Irak oleh serangan udara yang dilakukan oleh militer Irak dan koalisi anti-IS pimpinan AS.
Sementara 1.200 warga sipil lainnya, dilaporkan telah tewas di Suriah dengan apa yang digambarkan sebagai “pengeboman tanpa pandang bulu” yang dilakukan oleh militer Rusia dan rezim Bashar al-Assad.
Keduanya, baik Ceasefire Centre for Civilian Rights maupun Minority Rights Group International Group juga mencatat bahwa daerah-daerah yang ditempati warga sipil di kedua Negara itu telah menjadi sasaran berkali-kali ” bom barrel “.
Bom barel merupakanan improvisasi dari wadah yang dikemas dengan pecahan peluru dan bahan peledak. Biasanya bom barel ini diturunkan dari helicopter-helikopter tempur militer, amunisi bom barel yang berbiaya murah ini diyakini telah menewaskan ribuan orang di Suriah sejak konflik itu dimulai pada awal tahun 2011.
Syrian Observatory for Human Rights [SOHR], pada hari Senin [30/11/2015] mengatakan bahwa serangan udara Rusia di Suriah telah menewaskan lebih dari 1.500 orang sejak jet tempur Rusia pertama kali mengebom pada 30 September lalu.
Dalam 2 bulan terakhir ini, Syrian Observatory for Human Rights [SOHR] mengatakan bahwa serangan udara Rusia di Suriah telah membunuh 485 warga sipil – termasuk diantaranya 117 anak-anak dan 47 perempuan – bersama dengan 419 militan mujahidin IS dan 598 militan mujahidin dari Jabhat Nusra dan kelompok-kelompok faksi mujahidin bersenjata lainnya.
Sejak 30 September, Rusia, sekutu rezim Assad, telah tanpa pandang bulu menargetkan daerah-daerah yang diinggali warga sipil dan juga menargetkan konvoi bantuan kemanusiaan serta fasilitas kemanusiaan seperti Rumah Sakit, Kamp dll di , yang menyebabkan jatuhnya ratusan korban dari warga sipil, demikian pernyataan dari pejabat AS.
Sementara itu pihak Kremlin mengatakan serangan udara mereka di Suriah ditujukan untuk IS, namun beberapa anggota aliansi NATO [North Atlantic Threaty Organization] percaya bahwa Rusia juga menargetkan kelompok oposisi moderat yang menentang rezim Assad, termasuk beberapa diantaranya yang didukung oleh Washington dan Ankara. [IZ]