BANDUNG, (Panjimas.com) – Mudzakarah Nasional ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) yang diselenggarakan di Kota Bandung Ahad (29/11/2015) dihadiri oleh 300 ulama, tokoh masyarakat, Pengurus ANNAS Pusat maupun Daerah.
Hadir perwakilan dari Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTB, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Aceh dan Bali.
Acara yang mengambil tempat di Masjid Al Fajar Jl. Cijagra Bandung tersebut memiliki dua kegiatan yaitu pertama Seminar dengan nara sumber KH Abdus Shomad (Tokoh NU, Ketua MUI Jatim), KH. Faturahman Kamal, Lc. (Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadyah), Mayjen (Purn) Kivlan Zein (mantan Kastaf Kostrad), dan Prof. Dr. H. Asep Warlan Yusuf, S.H., M.H. (Pengamat/pakar politik dan hukum).
Kedua. Sidang-sidang Mudzakarah baik menyangkut pengembangan organisasi, pernyataan sikap ANNAS, maupun rencana Konfrensi Internasional Anti Syiah.
Selain itu, berkaitan dengan pengembangan organisasi telah disepakati pembentukan Aliansi di seluruh Indonesia beserta organisasi otonomnya baik Gema Muslimah, Jundullah, Gerakan Pemuda (Garda), maupun ANNAS Foundation. Program Strategis dicanangkan berbagai bidang baik konsolidasi organisasi, pendidikan dan latihan, Baitul Mal dan pengembangan usaha umat, kebangsaan, hukum, serta kerjasama internasional. Sementara Konferensi Internasional akan diselenggarakan di Jakarta bulan Juli 2016 yang akan datang.
“ANNAS hadir untuk menyelamatkan akidah, syari’ah, dan akhlakul karimah umat Islam Indonesia dari ancaman perusakan tokoh dan pengikut syiah.” Ujar Ketua ANNAS KH. Athian Ali M. Da’i, L.C., M.A melalui release yang dikirimkan ke panjimas.com Ahad, (19/11/2015).
Ia menambahkan, solusi membangun kedamaian di negri ini bukan dengan mendekat-dekatkan (taqrib) Sunni dengan Syiah yang sangat mustahil keniscayaannya, melainkan dengan meminimalisasi bahkan mengeliminasi Syiah dari bumi Indonesia.
ANNAS hadir untuk mencegah agar konflik berdarah seperti Irak, Afganistan, Suriah dan Yaman jangan sampai terjadi di Indonesia.