RAMALLAH, (Panjimas.com) – Sedikitnya 82 warga Palestina ditembaki oleh militer Israel selama bentrokan berlangsung di daerah jalur Gaza, Tepi Barat demikian dinyatakan oleh Bulan Sabit Merah Palestina [Red Crescent] hari Jumat [27/11/2015].
Seorang juru bicara Bulan Sabit Merah mengatakan kepada Ma’an bahwa 16 warga Palestina terluka oleh peluru tajam, serta 2 peluru baja berlapis karet akibat bentrokan yang berlangusng di Jalur Gaza itu.
5 orang yang terluka oleh peluru senjata api yang ditembakkan ketika bentrokan meletus di dekat Nahal Oz persimpangan timur Kota Gaza, salah satunya ditembak di bagian dada, sehingga berada dalam kondisi kritis, demikian menurut seorang juru bicara Departemen Kesehatan, Ashraf al-Qidra .
Beberapa lainnya mengalami luka-luka ketika massa warga Palestina berdemonstrasi di daerah utara Khan Younis, menuntut dikembalikannya jasad warga Palestina yang saat ini masih dipegang oleh Israel, dilansir oleh Ma’an News.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada Ma’an bahwa “beberapa kerusuhan dan kekekerasan terjadi di dekat “pagar blockade” militer Israel antara wilayah Jalur Gaza dan Israel, di mana pasukan Israel menggunakan “alat-alat yang dapat membubarkan kerusuhan ” untuk mencegah para demosntran mencoba untuk menerobos pagar keamanan itu.
Juru bicara itu mengatakan bahwa pasukan Israel menembaki para demonstran setelah massa mengabaikan intruksi untuk membubarkan diri. Ketika warga Palestina di distrik Ramallah menggelar demonstrasi di dekat pusat penahanan Ofer Israel, pasukan Israel menembaki para demonstran, kata petugas medis setempat. Salah satu korban ditembak peluru tajam sehingga berada dalam kondisi kritis.
Sebanyak 24 cedera akibat kebakaran demikian dilaporkan juru bicara Bulan Sabit Merah selain itu 40 warga terluka oleh peluru baja berlapis karet dan lebih dari 100 yang dirawat karena mengalami ganguan pernafasan setelah menghirup gas air mata.
Di Hebron, 14 warga Palestina ditembaki dengan peluru tajam, dan 10 lainnya dengan peluru baja berlapis karet, dikonfirmasi oleh Bulan Sabit Merah lebih lanjut juru bicara Bulan Sabit Merah mengatakan bahwa pasukan Israel telah menargetkan sebuah ambulans dengan gas air mata, hingga menghancurkan kaca-nya.
Di Kafr Qaddum dekat Qalqiliya, Qaisar Jihad, berusia 13 tahun, dan Hamza Mutei, berusia 22 tahun, telah ditembak di bagian kaki dan mengalami luka ringan setelah para demonstran terperangkap oleh pasukan Israel dan kemudian mereka melepaskan tembakan, demikian menurut juru bicara Komite Perlawanan Rakyat Desa, Murad Shtewei.
Di desa Bilin di distrik Ramallah, penduduk setempat mengatakan kepada Ma’an bahwa wartawan foto Hamdi Abu Rahma ditembak dengan peluru baja dilapisi karet di bagian paha saat pasukan Israel menembakkan gas air mata, granat dan peluru baja berlapis karet pada para massa rakyat Palestina .
Sementara itu, di distrik Nablus, Ibrahim Khatayta dan Salih Hanani, keduanya berusia 14 tahun, telah ditembak di daerah minim eskalasi konflik di Beit Furik, terang anggota Dewan Lokal, Mounadhel Hanani.
Dia menambahkan bahwa para remaja diinterogasi oleh pasukan Israel sebelum ambulans diizinkan untuk merawat mereka.
13 warga Palestina juga terluka oleh peluru baja berlapis karet di desa Qusra, termasuk Kepala Dewan Desa Abd al-athim a l-Wadi, kata Ghassan Daghlas, seorang pejabat Otoritas Palestina yang memonitor aktivitas pemukim di wilayah utara Tepi Barat, mengatakan Ma’an News.
Ghassan menambahkan bahwa setidaknya 20 lainnya menderita ganguan pernafasan akibat menghirup gas air mata selama bentrokan di kuartal timur desa, setelah pasukan Israel menembakkan keramaian massa dengan gas air mata dan peluru baja berlapis karet ke arah para demonstran muda Palestina yang menanggapi serangan Israel hanya dengan batu dan botol kosong.
Lebih dari 10.300 warga Palestina mengalami luka-luka akibat serangan pasukan Israel sejak 1 Oktober lalu, data ini tidak termasuk mereka yang terluka akibat serangan para pemukim Israel.
Sementara itu, sekitar 160 warga Israel telah terluka oleh aksi individu warga Palestina selama periode waktu yang sama, demikian menurut dokumentasi dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, UN Office for the Coordination for Humanitarian Affairs.[IZ]