MOSKOW, (Panjimas.com) – Sebuah helikopter Mi-8 milik Rusia diserang saat melakukan operasi pencarian dan penyelamatan pilot jet tempur Sukhoi Su-24 di Suria. Seorang tentara divisi infanteri, Marinir Angkatan Laut [AL] Rusia dilaporkan tewas dan helicopter MI-8 hancur oleh tembakan mortar, dilansir oleh Sputnik News Agency
Kepala Operasi Utama Direktorat Staf Umum MIliter Rusia mengatakan bahwa 2 helikopter Mi-8 terlibat dalam operasi untuk menyelamatkan pilot Sukhoi Su-24 yang ditembak jatuh militer Angkatan Udara [AU] Turki.
Dikonfimasi oleh pejabat tinggi militer Rusia itu , bahwa 1 Helikopter MI-8 ditembak jatuh, sementara para awak helikopter MI-8 itu telah dievakuasi ke Markas Rusia di Hmeymim
“Sebuah operasi pencarian dan penyelamatan yang melibatkan 2 helikopter Mi-8 dilakukan, dengan misi mengevakuasi pilot Su-24 dari lokasi pendaratan. Selama operasi berlangsung, sebagai akibat dari tembakan senjata, salah satu helicopter MI-8 rusak, dan dipaksa untuk melakukan pendaratan di wilayah netral. 1 tentara infanteri Angkatan Laut yang merupakan personil militer kontrak telah tewas., “Letnan Jenderal Sergei Rudskoi, Kepala Operasi Utama Direktorat Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, kepada wartawan, hari Selasa [24/11/2015].
Petugas mencatat bahwa “personil dari tim pencarian dan penyelamatan serta para kru helikopter MI-8 telah dievakuasi dan kini berada di pangkalan udara Hmeymim. Helikopter jatuh dihancurkan oleh tembakan mortir dari wilayah yang dikuasai oleh kelompok-kelompok milisi pemberontak anti rezim Assad.”
“Operasi pencarian dan penyelamatan tersebut bertugas menemukan pilot jet tempur Su-24 Rusia yang jatuh,” terang Letnan Jenderal Rudskoi, lebih lanjut ia menekankan bahwa wilayah di mana operasi penyelamatan itu dilakukan diyakini dikontrol oleh kelompok pemberontak radikal.
Kronologi Misi Penyelamatan Helikopter Mi-8
Kapten Penerbang Konstantin Murakhtin, yang lolos dari kematian setelah jet tempur-nya ditembak jatuh oleh pesawta F-16 Angkatan Udara Turki, melontar dari pesawat menggunakan parasut untuk terjun ke tengah wilayah yang ternyata dikuasai faksi pemberontak Suriah, Situasi ini membuat setiap operasi menyelamatkannya menjadi sangat berbahaya. Rekan pilotnya Letnan colonel Penerbang Oleg Pershin dilaporkan dibunuh oleh militan Turkmen di udara bahkan sebelum mendarat.
Kapt. Pnb. Murakhtin cukup beruntung untuk mendarat dengan aman, akan tetapi posisinya berada tepat di garis baku tembak dari pasukan Angkatan Darat rezim Assad dan pasukan faksi mujahidin pembebasan Suriah. Murakhtin lalu mengaktifkan tanda sinyal kehidupan dan kemudian tidak dapat melakukan apapun selain menunggu bala bantuan datang.
Kemudian, Tim penyelamat Marinir dikirim untuk menyelamatkan pilot Su-24 meninggalkan pangkalan udara Khmeimim Rusia beberapa menit setelah Sukhoi Su-24 ditembak jatuh , menuju lokasi prakiraan jatuhnya pesawat .
“Kami bergerak sekitar 15 menit setelah kami mendapat informasi bahwa Turki telah menembak jatuh pesawat kami. Kawasan itu antara puncak Durin dan Turkmen, di mana tembak-menembak sengit sedang berlangsung disana. Kami bergegas menuju kemungkinan lokasi jatuhnya Su-24 dengan menggunakan 3 helikopter Mi-8, ” jelas seorang sumber keamanan kepada RIA Novosti News Agency.
Ketika mendekati lokasi insiden, helicopter Mi-8 yang datang di hujani tembakan api berat dari Mujahidin Front Pembebasan Suriah [Free Syrian Army, FSA]. 2 helikopter Mi-8 Rusia dapat kembali ke Markas militer Rusia, sementara 1 mendarat dan rusak karena tembakan mortar dengan 12 Marinir di dalamnya. 1 marinir AL Rusia , Aleksandr Pozynich, tewas dalam operasi itu, ia meninggalkan helikopter untuk menemukan tempat perlindungan dari tembakan mortir dari puncak bukit di dekatnya.
Dalam rekaman video di tempat kejadian yang direkam oleh wartawan dari ANNA-News Agency yang sedang berada di daerah itu menunjukkan Mi-8 dan momen dramatis Marinir Rusia datang dihujani tembakan api dan lolos dari lokasi pendaratan. Helikopter mereka meledak setelah terkena roket anti-tank yang diluncurkan dari darat.
Kemudian, dilaporkan pula rekaman video lain dari faksi pemberontak Rusia yang diduga telah menembaki helicopter Mi-8 itu, telah diunggah ke saluran YouTube, dikonfirmasi terkait dengan Brigade Pesisir Tentara Pembebesan Suriah [Free Syrian Army’s (FSA) 1st Coastal Brigade].
Militer rezim Assad yang berada dekat lokasi kejadian langsung menolong Tim Penyelamat Marinir Rusia itu, dengan melindungi dari 3 arah, hingga mampu memberikan waktu penjemputan kembali ke markas militer Rusian di Hmeymim
Kapt. Murakhtin, salah satu Pilot Sukhoi Su-24 yang selamat itu dikonfirmasi pernah menyabet gelar Navigator terbaik saat kompetisi terbesar militer udara Rusia tahyun lalu, dilansir oleh RT News Agency
Bantahan Moskow
Sebuah jet tempur Su-24 Rusia ditembak jatuh di perbatasan Suriah pada hari sebelumnya dengan 2 pilot. Pihak Ankara mengklaim bahwa F-16s Turki menembak jatuh pesawat ‘tak dikenal itu’ karena melanggar wilayah udara Turki. Sementara pihak Kremlin telah membantah tuduhan Turki itu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa pesawat su-24 berada 0,6 mil jauhnya dari perbatasan Turki ketika ditembak jatuh.
Menurut Presiden Rusia itu, pesawat jatuh tidak dalam status mengancam Turki ketika ditembakkan rudal udara ke Su-24 itu.
Ditembak Jatuhnya Sukhoi Su-24 milik Rusia adalah “tikaman dari belakang dari kaki tangan teroris,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II pada hari Selasa [24/11/2015], dilansir oleh Moscow Times
Putin menambahkan, “.Turki tidak punya alasan untuk menyerang pesawat tempur kami”, lebih lanjut ia mengklaim pesawat itu diserang ketika berada 1 kilometer dari perbatasan Turki dan mendarat 4 kilometer jauh dari itu, dilaporkan oleh media pro-pemerintah Rusia, RIA Novosti News Agency.
Presiden yang merupakam mantan intelijen KGB ini juga mengatakan bahwa insiden serius ini akan berdampak pada hubungan antara kedua negara. Rusia sebelumnya telah melihat Turki sebagai bukan hanya Negara tetangga biasa, tetapi sebuah Negara yang ramah, kata Putin.
Menurut Putin, jatuhnya Sukhoi Su-24 tetap terjadi meskipun kesepakatan dengan Amerika Serikat – [mitra Turki dalam koalisi internasional] – telah dirancang untuk mencegah jenis insiden udara seperti ini.
Vladimir Putin juga menuduh bahwa Turki telah mendapat keuntungan dari pasokan minyak dari wilayah Suriah dikendalikan oleh kelompok “Islamic State [IS],”, yang disebutnya keuntungan Turki dari ‘kaki tangan teroris’ dan alhasil memberikan kelompok-kelompok ini bantuan keuangan, dilaporkan oleh Surat Kabar Vedomosti, Selasa [24/11/2015].
Presiden Rusia itu mengecam keputusan Turki untuk membahas situasi ini dengan mitra NATO-nya pada sesi khusus, yang menyiratkan bahwa pihak Ankara tidak “membangun kontak yang diperlukan dengan pihak Rusia” sebelum sesi pertemuan khusus NATO .
“Sebaliknya … pihak Turki malah mengarahkan mitra NATOnya untuk membahas masalah ini, seolah-olah kami yang telah menembak jatuh pesawat mereka,” kata Putin, dilansir oleh Vedomosti.
“Kami tidak akan pernah mentoleransi kejahatan semacam ini seperti yang dilakukan hari ini, tegas Putin, Sebagaimana diketahui Russia dan Turki telah berbagi rasa takut atas meningkatnya ketegangan diantara dua musuh “Perang Dingin” itu
Kedua Negara Rusia dan Turki telah memanggil masing-masing perwakilan diplomatik negaranya. Sementara itu, NATO segera mengadakan pertemuan antar Duta Besarnya pada Selasa Siang.
Pasca Insiden penembakan oleh Angkatan Udara Turki, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov membatalkan kunjungannya ke Turki yang sebelumnya dijadwalkan pada hari Rabu [25/11/2015], sementara itu Menteri Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan langkah dan tindakan untuk merespon insiden itu.
Dalam sebuah surat resmi kepada Dewan Keamanan PBB [UN Security Council], Turki mengatakan bahwa pihaknya menembak jatuh jet tempur itu saat berada di wilayah udara Turki. Bersama dengan pesawat yang kedua, yang telah terbang lebih dari 1 mil di dalam wilayah udara Turki selama 17 detik, meskipun telah diperingatkan 10 kali dalam jangka 5 menit.
“Tidak ada yang ragu bahwa kami telah mengupayakan usaha terbaik untuk menghindari insiden itu. Tetapi semua pihak harus menghormati hak-hak Turki untuj mempertahankan perbatasannnya, kata Presiden Reccep Tayyip Erdogan dalam sebuah pidatonya di Ankara, lebih lanjut Erdogan menegaskan bahwa hanya dengan ‘Kepala dingin’ Turkilah insiden-insiden buruk di masa lalu bisa dicegah.
Ketegangan antara Rusia dan Turki telah berada dalam tensi tinggi karena Ankara melihat pesawat Rusia telah berulang kali melakukan pelanggaran wilayah udara Turki Pada tanggal 6 Oktober, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan serangan Rusia “tidak terlihat seperti kecelakaan,”
Sebagaimana diketahui, Peristiwa ini terjadi tak lama setelah protes Turki atas sikap provokatif pesawat tempur Rusia, termasuk ketika mengebom daerah sipil dan pengungsi di dekat perbatasan. [IZ]