JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis mengaskan bahwa FPI tak akan mundur selangkah pun menghadapi berbagai ancaman sejumlah pihak yang menolak dakwah Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab di Jawa Barat.
FPI menduga ada campur tangan pihak liberal di balik upaya adu domba antara FPI dan masyarakat adat. (Baca: Sampurasun, Ini Kritik Imam Besar FPI pada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi)
“Ada upaya liberal untuk mengadu domba antara adat dan syariat,” kata KH Ahmad Shabri Lubis kepada Panjimas.com, Rabu (26/11/2015).
Selama ini FPI sudah sering mendapatkan ancaman dari musuh-musuh Islam, untuk itu Kyai Shabri -sapaan akrabnya- menegaskan siap menghadapi resiko apa pun.
“Akan kita hadapi, apa pun resikonya kita siap!” tegasnya.
Kyai Shabri pun mengimbau agar masyarakat adat tidak terpancing adu domba kaum liberal.
“Maka saya imbau, masyarakat adat jangan mau diadu domba sama Dedi Mulyadi yang menjadi corong liberal,” ujarnya.
Apabila imbauan itu tak didengar, FPI akan menyikapi mereka sama seperti musuh Islam dari kalangan liberal.
“Orang-orang yang berusaha menghalangi Habib Rizieq atau FPI dalam rangka mendudukkan agama Islam pada tempatnya, kami anggap mereka sama saja dengan kaum liberal,” imbuhnya.
Namun sejauh ini, Kyai Shabri meyakini, upaya mempolisikan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab dan menghalangi dakwah FPI di Jawa Barat hanya dilakukan segelintir orang.
“Saya yakin mereka itu cuma anak buahnya Dedi Mulyadi,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 organisasi massa dan lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat (AMSM) menolak Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Syihab, masuk ke wilayah Jawa Barat. (Baca: Aliansi Masyarakat Sunda Tolak Habib Rizieq Masuk Jawa Barat)
Koordinator AMSM, Noery Ispandji Firman menuding telah menghina masyarakat Sunda. Ia meminta seluruh masyarakat di Jawa Barat turut menolak kehadiran Habib Rizieq ke Jawa Barat apapun alasannya. [AW]