JAKARTA, (Panjimas.com) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menuduh bahwa ulama Saudi Muhammad Al Arifi merupakan pendukung kelompok sayap Negara Islam Irak Suriah (ISIS). BNPT telah memantau rencana kedatangan Arifi ke Indonesia.
“Data umum, dia (Arifi) adalah pendukung Jabahat Al Nusro, bagian dari ISIS,” ujar Staf Ahli Deputi Pencegahan BNPT Wawan Hari Purwanto, Selasa, (24/11/2015). Seperti dilansir kompas.
Arifi rencananya akan datang ke Indonesia untuk mengisi ceramah agama pada Januari 2016.
Menurut Wawan, Arifi beberapa kali ditahan otoritas Arab Saudi atas tindakannya yang dianggap berpotensi menganggu keamanan setempat.
BNPT khawatir Arifi akan memprovokasi warga Indonesia untuk melaksanakan ajaran-ajaran ISIS yang bertentangan dengan Pancasila.
“Rencana mau Tablig Akbar di Istiqlal, Januari 2016, dikhawatirkan dapat membangkitkan semangat jihad simpatisan ISIS dan khilafah,” ujar Wawan.
Meski demikian, BNPT belum memutuskan langkah lebih jauh terkait rencana kedatangan Arifi ini.
BNPT masih berkoordinasi serius dengan pemerintah, Kepolisian dan TNI. BNPT juga akan memverifikasi kebenaran inforasi terkait rencana kedatangan Arifi.
Rencana kedatangan Arifi ramai dibicarakan di media sosial. Arifi dikabarkan akan hadir dalam acara “Tabligh Akbar Ahlussuhah Indonesia Bersatu” yang digelar Majellis AZ Zikra.
Selain Arifi, penyelenggara acara itu juga mengundang Pimpinan Majelis AZ Zikra, Muhammad Arifin Ilham dan pimpinan majelis lainnya.
Pimpinan Pelaksana Harian Az Zikra, Syuhada, membenarkan rencana kedatangan Arifi.
Namun, menurut dia, belum ada konfirmasi bahwa Arifi pasti hadir dalam acara yang digelar majelis pimpinan Arifin Ilham tersebut.
“Itu masih dalam perencanaan, belum ada konfirmasi, kami juga belum launcing,” kata Syuhada kepada Kompas.com, Senin (23/11/2015).
Ia juga menolak jika Arifi disebut pendukung ISIS. Menurut Syuhada, paham yang dianut Arifi justru berseberangan dengan ISIS.
“Itu fitnah, bisa dilacak sendiri. Apalagi Pak Arifin Ilham (selaku pengundang) itu akademisi yang eksis sampai sekarang, dekat juga dengan institusi pemerintah Saudi. Justru ISIS berseberangan dengan Beliau (Arifi), ISIS itu pemahamannya membunuh, membenci,” tutur Syuhada.
Ia juga menegaskan bahwa Arifi tidak akan menyebarkan paham kebencian atau menyerukan warga untuk berjihad di Suriah jika salah satu imam masjid di Saudi itu menyampaikan ceramahnya di Indonesia.
“Dia itu hanya akan berbicara soal persaudaraan antara umat islam, ukhuwah islamiah,” kata Syuhada.