JAKARTA (Panjimas.com) – Tersiar kabar melalui jejaring sosial terkait adanya penolakan kedatangan dai Syaikh Muhammad Al-Arifi ke Masjid Istiqlal, Jakarta.
Penolakan ini ditengarai karena Al-Arifi dikabarkan memberi dukungan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Hal itu sempat disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menuduh bahwa ulama Saudi Muhammad Al Arifi merupakan pendukung kelompok sayap Negara Islam Irak Suriah (ISIS). BNPT mengaku telah memantau rencana kedatangan Arifi ke Indonesia. (Baca: BNPT Tuduh Ulama Saudi Muhammad Al Arifi Pendukung ISIS)
Menyikapi hal tersebut, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir menilai ada kesalahan informasi yang beredar di masyarakat terkait ideologi Al-Arifi.
“Salah besar, saya pikir ini ada kesalahpahaman. Dai Al-Arifi adalah dai yang sangat santun, datang kesini untuk sebuah misi persatuan dan kedamaian,” ujar Ustaz Bachtiar Nasir saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/11/2015).
Ustadz Bachtiar Nasir bahkan mendukung kedatangan Al-Arifi untuk memberikan ceramah di masjid Istiqlal. Sebelum Indonesia, menurutnya, Al-Arifi bahkan diterima dengan baik oleh masyarakat Muslim di negara-negara lain seperti Timur Tengah, Amerika dan Eropa.
“Justru kalau ini terekspos akan merusak citra Indonesia. Ini hanya masalah perbedaan cara pandang yang bukan termasuk masalah-masalah fundamental,” kata Ustadz Bachtiar Nasir.
Ia mengimbau kepada kepada semua pihak terutama panitia penyelenggara agar tidak terpancing emosi dan lebih mengutamakan sikap tabayyun. Dalam acara kunjungan Al-Arifi ke masjid Istiqlal pada awal tahun depan, Ustadz Bachtiar Nasir juga akan menjadi pembicara tamu. [AW/ROL]