TUNISIA, (Panjimas.com) – Kementerian Pertahanan Tunisia mengumumkan Senin [16/11/2015] bahwa pertempuran pecah antara pasukan militer Tunisia dengan AQIM [Al-Qaeda in the Islamic Maghreb] kelompok afiliasi Al-Qaeda di provinsi Kasserine di perbatasan dengan Aljazair.
Juru bicara kementerian Pertahanan Kolonel Belhassen Oueslati mengatakan konfrontasi berlanjut antara tentara dan mujahidin AQIM dan bahwa Kementerian Pertahanan akan mengumumkan hasil operasi militer setelah selesai”, terangnya, dilansir oleh Middle East Monitor
Oueslati menjelaskan bahwa tentara Tunisia mulai melakukan operasi militer terhadap mujahidin AQIM setelah Mabrook Al-Sultani yang dipenggal berusis 16 tahun di provinsi tengah Sidi Bouzid, dikirim kepalanya ke keluarganya setelah menuduhnya menjadi mata-mata untuk pihak militer.
Pihak sumber keamanan di Kasserine mengklaim bahwa pertempuran dimulai sekitar tengah hari dan mengakibatkan 3 mujahidin AQIM dan 1 tentara Tunisa dilaporkan tewas.
Pada Desember tahun lalu, Al-Qaeda in the Maghreb Islam [AQIM] Batalion Uqba Bin Nafi mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan 2 penggembala di Kasserine menyebut mereka adalah mata-mata untuk pihak tentara Tunisia.
Menurut pihak berwenang Tunisia, kelompok AQIM ini aktif di pegunungan Kasserine, Kef dan Jendouba dekat perbatasan dengan Aljazair.
Sebelumnya pada bulan Maret, polisi mengumumkan bahwa mereka telah menewaskan 9 anggota senior batalion termasuk pemimpin Aljazair Khaled Shayeb yang dikenal sebagai Luqman Abu Sakhr.[IZ]