BENGHAZI, (Panjimas.com) – Setidaknya 16 orang telah tewas dalam pertempuran sengit di kota Benghazi Libya antara pasukan aliansi pemerintah dengan para mujahidin Negara Islam [Islamic State], kata seorang Komandan militer, Rabu [11/11/2015], dilansir oleh Reuters.
Kota Benghazi, telah berada dalam kondisi pertempuran selama lebih dari satu tahun, yang melibatkan dua faksi pemerintahan Libya dalam ‘multi-sided war’ [perang antar beberapa faksi dan front di suatu wilayah]. 1 faksi pemerintahan di timur Libya dan 1 faksi yang mendeklarasikan mengendalikan wilayah Tripoli – dan juga antara koalisi-koalisi faksi bersenjata yang telah kalah sebelumnya kemudian mem-back-up mereka.
Pertempuran yang melibatkan serangan udara meletus pada hari Selasa [10/11/2015] antara pasukan militer Angkatan Darat [Libyan National Army] pimpinan Jenderal Khalifa Haftar, dan para militan yang beraliansi dengan mujahidin Negara Islam [Islamic State], kata juru bicara militer, Milad Zwei kepada Reuters.
“Pasukan khusus kami membuat kemajuan dan telah merebut kembali kamp pertahanan udara antara Distrik Mash’hash dan Sidi Faraj. Kamp yang dikuasasi tahun lalu oleh mujahidin Negara Islam, ” klaimnya.
Jenderal Haftar menyatakan perang terhadap para pejuang Islam di Benghazi selama lebih dari setahun yang lalu dan ia kemudian disebut sebagai Panglima bagi pemerintah resmi Libya. Tapi serangan-serangan pasukan Haftar telah gagal untuk menyapu keluar militant dan pejuang Islam dari kota Benghazi.
Kedua belah pihak telah bergantian memegang kendali atas pertempuran. Jumlah Pejuang mujahidin Negara Islam juga semakin bertambah dalam tiap pertempuran, termasuk para mujahidin asing.
Empat tahun setelah mantan penguasa Libya Muammar Gaddafi jatuh dalam perang saudara, Libya masih belum memiliki tentara nasional. Kedua faksi pemerintahan yang bersaing satu sama lain memiliki pasukan-pasukan yang setia kepada mereka, tetapi ini seringkali tergantung jawaban keberpihakan Komandan regional, Kepala suku atau Komandan local. [IZ]