SEMARANG (Panjimas.com) – Dikabarkan bentrok terjadi di Lapas Kedungpane, Semarang antara mujahidin dan napi polisi pada Selasa (10/11/2015), malam hari.
Kabar tersebut beredar melalui broadcast (pesan siaran) diantara para pengguna jejaring sosial.
“Kerusuhan antara napi anshor daulah islamiyah akh Joko Jihad (solo),dan Ustadz Yasin dengan napi polisi di LP Kedungpane, Semarang, kedua mujahid yang sedang ter dholimi aparat toghut Indonesia di pindahkan ke diduga LP. Pekalongan, dan malam ini sedang berlangsung Sidak (inspeksi mendadak/razia) di area Blok ikhwan anshor daulah.
Ya ikhwah do’akan selalu para mujahid di mana saja mereka berada, bantu lah dengan harta dan jiwa antum termasuk juga dukungan moral suport untuk menguatkan semangat mereka. Masalah mereka adalah masalah kita karna kita satu jiwa dalam naungan Khilafah islamiyah. Allahuakbar allahuakbar wal ‘izzatulillahiwalirosulihi walilmukminin walakinnaaktsaronnasi la ya’lamun,” demikian pesan singkat yang diterima redaksi Panjimas.com, pada Rabu (11/11/2015).
Dari informasi yang dihimpun Panjimas.com, napi oknum polisi yang terlibat kriminal, diduga kerap memancing perselisihan sejak lama. Padahal para mujahidin yang ditawan dan napi oknum polisi berada dalam satu blok.
Sementara itu, Joko Jihad dan Ustadz Yasin tidak terlibat langsung dalam bentrokan tersebut. Meskipun demikian, mereka berdua kemudian dipindahkan pihak Lapas, karena dipandang sebagai tokoh dan memiliki pengaruh.
Kini, Joko Jihad dan Ustadz Yasin berada di LP Klas II, Pekalongan, Jawa Tengah. Paska dipindahkan, keduanya tak diizinkan dibesuk oleh pihak Lapas dalam jangka waktu 1 minggu. Alasannya, Joko Jihad dan Ustadz Yasin harus menjalani proses masa pengenalan lingkungan (Mapenaling) di Lapas Pekalongan. [AW]