WASHINGTON, (Panjimas.com) – Mahasiswa di Chicago, Amerika Serikat, telah menerima ancaman pembunuhan baru-baru ini setelah turut ambil bagian dalam demonstrasi solidaritas Palestina, akhir bulan Oktober lalu.
Students for Justice in Palestine (SJP) Mahasiswa untuk Keadilan di Palestina, baru-baru in i telah menyelenggarakan aksi solidaritas protes “teatrikal kematian” di kampus University of Illinois-Chicago yang merupakan bagian dari hari aksi internasional untuk Palestina, dirilis oleh International Islamic News Agency
Setidaknya 25 mahasiswa berpartisipasi dalam protes diam membisu ini untuk menghormati para warga Palestina yang baru-baru ini dibunuh oleh Zionis Israel. Aksi Protes dan teatrikal ini berlangsung sekitar enam menit.
Lima hari kemudian, salah satu mahasiswa menerima pesan email yang bernada mengancam diarahkan pada Students for Justice in Palestine (SJP), Mahasiswa untuk Keadilan di Palestina.
Pesan tersebut menyatakan: “Jika ada satu lagi demonstrasi di pusat kampus dari organisasi rendahan kalian , pertimbangkan jangan sampai tubuh kalian yang sesungguhnya berada dalam kematian di waktu berikutnya. Apa yang Anda lakukan adalah benar-benar anti-Semitisme. Jangan meremehkan kehadiran Yahudi di kampus. #jewhater. ”
Mahasiswa mengajukan petisi [tuntutan] kepada polisi kampus.
Belum ada tanggapan resmi terhadap insiden ini dari Universitas. Tapi beberapa anggota Students for Justice in Palestine [SJP], telah bertemu dengan Dekan untuk membahasnya.
Dekan meyakinkan para mahasiswa bahwa protes mereka dilindungi konstitusi, Anwaar Saadeh, seorang mahasiswa di Universitas dan juga anggota SJP, mengatakan kepada Electronic Intifada (EI).
“Kami tidak tahu apa yang akan mereka lakukan nanti,” katanya. “Kami masih menunggu untuk mendengar.”
Juru bicara Universitas, Bill Burton mengatakan kepada Electronic Intifada bahwa masalah ini sedang diselidiki dan belum berkomentar lebih lanjut.
Anwar Saadeh mengatakan bahwa meskipun ancaman kematian itu menakutkan dan dianggap serius, para anggota Students for Justice in Palestine [SJP] tidak akan berhent melakukan pengorganisasian.
“Mereka tidak akan menghentikan kami dengan ini,” katanya.
“Mahasiswa telah menciptakan cara-cara untuk melindungi satu sama lain di kampus, seperti memastikan anggota-anggota SJP tidak berjalan sendirian ke kelas, atau duduk sendirian di perpustakaan”, tambahnya.
Sebagai bagian dari hari aksi internasional, Aksi Protes dan teatrikal SJP di dekat University of Chicago ini mem-posting selebaran dengan nama-nama korban Palestina akibat serangan Israel baru-baru ini.
Sementara itu, pada hari aksi internasional anggota dari SJP di University of California, Santa Barbara secara fisik diserang selama protes damai..
Daniel Mogtaderi mengatakan ia merekam demonstrasi tersebut dengan selulernya sebagai bentuk protokol, sehingga SJP dapat mendokumentasikan setiap pelecehan atau kekerasan yang mungkin dihadapi.
Seorang pemuda tampaknya mahasiswa lain mulai berdebat dengan Mogtaderi tentang seorang anak Palestina 13 tahun yang dituduh akan menusuk pasukan Israel dan kemudian ia terluka dalam kondisi kritis lalu diejek oleh pemukim Israel saat ia berbaring dan mengalami pendarahan di jalanan, dua pekan lalu.
Mahasiswa lain itu yang menyerang mogtaderi menjadi agresif ketika ia menyadari Mogtaderi sedang merekam pembicaraan mereka.
“Pada saat itu ia dengan paksa merebut seluler Mogtaderi, mengambil selulernya untuk beberapa saat , dan mendorong Mogtaderi dua kali, sebelum kemudian mengembalikan selulernya dan akhirnya meninggalkan tempat kejadian itu ,” kata SJP.
Rekaman video Mogtaderi tentang argument antara dirinya dan penyerang itu dapat dilihat.
Mogtaderi mengatakan kepada Electronic Intifada bahwa ketika ia mengajukan laporan, polisi kampus malah menyalahkan dia karena memanaskan situasi dan mengklaim bahwa ia bisa saja menghindari serangan jika ia tidak berdebat dengan si penyerang.
Dia menambahkan bahwa polisi kampus bersikeras mereka tidak dapat menemukan penyerang dan belum menghubungi Mogtaderi untuk meminta informasi tambahan.
University of California Santa Barbara mengatakan kepada Electronic Intifada bahwa masalah sedang diselidiki.
“Ada begitu banyak cerita di seluruh negeri [upaya-upaya] untuk mencoba dan membungkam orang-orang sebanyak mungkin,” kata Mogtaderi. “Suaraku tidak dibungkam, dan tidak juga suara SJP-ers lainnya.”
Terkait dengan solidaritas Palestina ini selama pekan lalu bahwa dilaporkan ada lebih dari 35 insiden di kampus selama satu bulan terakhir, sebuah tanggapan yang cukup besar atas solidaritas protes itu pada hari aksi internasional. [IZ]