JUBA, (Panjimas.com) – Sebuah pesawat Rusia lagi-lagi Jatuh, kali ini di wilayah Sudan Selatan tak lama setelah lepas landas dari Bandara International Juba di ibukota Sudan, Rabu [04/11/2015] dikonfimasi dari laporan sebuah stasiun radio di Sudan Selatan, dirilis oleh Sudan Tribune dan Mirror UK News
Lebih dari 40 orang dikhawatirkan tewas pasca jatuhnya pesawat itu. Seorang saksi mengatakan mereka bisa melihat setidaknya 40 mayat di lokasi kecelakaan, meskipun seorang petugas polisi dan media lokal mengatakan ada 10 korban. South Sudan Tribune, sebuah media lokal, melaporkan, 2 orang selamat, dan salah satunya seorang anak.
Pesawat ini diyakini adalah pesawat kargo Antonov 12 dengan lima awak Rusia dan tujuh penumpang. Berita ini muncul hanya beberapa hari setelah sebuah pesawat Rusia jatuh di daerah gurun Sinai di Mesir, menewaskan 224 orang, sebagian besar adalah wisatawan.
Sebelumnya, Pesawat Metro Jet Rusia AirBus 321 jatuh di daerah Sinai [31/10/2015], PM Inggris David Cameron dan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama jumat lalu [06/11/2015] telah menyebut Bom adalah penyebab jatuhnya Airbus 321 itu, mengiringi pernyataan mujahidin IS [Islamic State] sebelumnya, bahwa mereka mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut. Meskipun pihak Moskow membantah pernyataan itu, mereka meyakini adanya penyebab kesalahan teknis.
Seorang pejabat pemerintah Sudan mengatakan kepada Sudan Tribune bahwa ada sekitar 50 orang yang berada pesawat kargo itu , lebih lanjut ia menegaskan bahwa puluhan orang telah tewas.
Pesawat Rusia itu jatuh di tepi timur Sungai Nil Putih [White Nile River] tidak jauh dari Bandara Internasional Juba.
Pesawat tersebut dikonfirmasi menuju ke Paloch, sebuah ladang minyak di negara bagian daerah atas Sungai Nil, Upper Nile State. Sebagian besar korban adalah penambang minyak, pejabat resmi Sudan mengatakan kepada Sudan Tribune.
Pemerintah Sudan Selatan telah menyampaikan penyesalan dan belasungkawa kepada anggota keluarga korban pesawat Rusia yang jatuh itu, Antonov AN-12BK, pesawat tipe kargo buatan Rusia pada tahun 1971.
“Kejadian ini sangat disayangkan dan disesalkan”, perwakilan dari Otoritas Departemen Transportasi dan Jembatan, Sudan Selatan mengatakan Sudan Tribune pada Rabu [04/11/2015].
“Itu adalah pesawat kargo. dan bukan pesawat penumpang. Kami tidak mengerti mengapa ada cukup banyak orang di pesawat kargo. Kami akan menyelidiki tapi yang paling penting saat ini adalah untuk mengamankan lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Kami mengirim polisi, insinyur, petugas kesehatan dan tim penyelamat untuk memindahkan korban yang selamat dan jenazah korban yang tewas “, tambahnya, dirilis oleh Sudan Tribune
Martin David mengatakan ia tidak yakin jumlah yang pasti dari korban tewas meskipun ia telah menerima laporan yang mengindikasikan bahwa lebih dari 40 nyawa hilang dan hanya 2 yang selamat.
“Saya tidak bisa memberikan jumlah yang pasti. Otoritas penerbangan bekerja untuk memastikan jumlah yang benar tetapi saya mengerti bahwa 41 orang tewas. Ini bukanlah laporan resmi. Jumlahnya bisa kurang atau lebih. Mari kita tunggu hasil dari pihak Otoritas penerbangan”, kata David.
Dilaporkan pula bahwa pihak otoritas resmi juga mengkonfirmasi bahwa 1 orang anak dan 1 orang dewasa selamat dari insiden mengerikan itu.
Sementara itu juru bicara Kepresidenan Sudan, Ateny Wek Ateny mengatakan Presiden Kiir menyatakan penyesalan atas kematian para korban dan meminta anggota keluarga korban untuk tetap tenang karena pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menyelidiki keadaan mengapa pesawat kargo digunakan untuk penumpang. Ateny mengatakan Presiden masih menunggu laporan rinci yang akan diberikan oleh Menteri Transportasi dan Jembatan dan pihak Otoritas penerbangan untuk memberikan penerangan ringkas kepadanya atas apa yang terjadi dan bagaimana insiden itu bisa ditangani.
“Ini akan butuh waktu sebelum kita mengetahui apa yang telah terjadi. Akan tetapi informasi yang kami miliki pagi ini sekitar pukul 08:59 menit waktu lokal Sudan Selatan, adalah pesawat kargo terebut merupakan pesawat buatan Rusia Antonov 12 yang terdaftar dari Tajikistan dan dikemudikan oleh kru dari Tajikistan yang saat itu disewa oleh Aliet Service, yang mana adalah perusahaan yang mengoperasikan Antonov 12, lepas landas dari Bandara Juba menuju Paloich untuk mengambil beberapa berbagai macam barang untuk tujuan komersial,” dinyatakan oleh Jubir Ateny pada konferensi pers yang diadakan pada hari Rabu, [4/11/2015].
Ateny mengatakan anggota kru pesawat Antonov AN-12BK yang berjumlah 6 orang dan 12 penumpang tewas dari total 18 orang yang berada di pesawat itu dilaporkan oleh korban yang selamat dari insiden itu, Ateny pun menambahkan bahwa pesawat itu mengambil cara-cara yang tidak biasa.
“Informasi yang kami miliki adalah bahwa pesawat lepas landas dengan cara yang sangat tidak normal. Mesinnya, menurut seorang saksi mata, mesin bagian kiri mulai berhenti segera setelah lepas landas dan kemudian mesin yang lain mulai terganggu dan pesawat mulai jatuh , “tambahnya. “pesawat ini jatuh beberapa meter sebelum bagian tepi sungai sehingga tidak jatuh ke dalam sungai, katanya. “Sekarang korban yang selamat hanya 3 orang. Seorang tentara ditemukan; dia dalam kondisi kritis dan telah dibawa ke Rumah Sakit. Para kru pesawat tidak selamat – semuanya, “jelasnya.
Pejabat dari Otoritas penerbangan mengatakan bahwa awak atau kru pesawat adalah orang Armenia dan Rusia.
Stephen Warikozi dari Otoritas Penerbangan Sipil [Civil Aviation Authority] mengatakan kepada wartawan bahwa kapten pilot pesawat melapor ke menara (tower) bandara bahwa orang-orang yang ada di pesawat berjumlah 12 orang , kemudian persediaan bahan bakar cukup untuk lima jam di udara dan para awak atau kru pesawat adalah campuran terdiri dari 5 orang Armenia dan 1 orang Rusia dan tonasi [beban] pesawat adalah 15,5 ton. ”
Pesawat itu, menurut pejabat dari Otoritas Penerbangan Sipil, membawa nomor registrasi EY-406 dan itu adalah Antonov 12-B. Dia menolak untuk mengungkapkan mengapa sebuah pesawat kargo membawa penumpang.
“Ini bukan saat yang tepat untuk mengajukan pertanyaan seperti itu. Komite investigasi akan dibentuk dan akan menyelidiki apa yang terjadi dan saya pikir para anggota komite akan melihat semua masalah. Apa yang sekarang sedang dilakukan adalah bagaimana untuk membantu situasi ini. Sekarang kita telah bergegas menuju ke lokasi jatuhnya pesawat yang terletak di sebelah tenggara dari Bandara Internasional Juba dan tempat yang sebenarnya adalah di dekat sungai dan kami telah mengamankan lokasi kecelakaan itu dan juga sekarang kita berada dalam tahap menemukan jenazah korban dan kotak hitam [black box] “, jelas Stephen Warikozi.[IZ]