JAKARTA (Panjimas.com) – Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Dani Anwar menyerukan kepada kaum Muslimin untukmengambil pelajaran dari pembantaian rezim Syiah di Suriah.
Hal itu disampaikan Dani Anwar dalam Munashoroh Suriah di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Ibroh dri peristiwa suriahn tentu saja kita tidka berharap suriah terjadi di negara kita,” kata Dani Anwar di hadapan para hadirin di Masjid Said Naum, Jalan Kebon Kacang IX, no 25, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Ahad (8/11/2015).
Bahkan, Dani tak segan-segan menyebut Syiah sebagai biang keladi pembantaian kaum Muslimin di Suriah sebagai agama tersendiri alias bukan Islam.
“Saya menyebut agama syiah karena saya menganggap Syiah bukan bagian dari Islam,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, agar kaum Muslimin mewaspadai Syiah. Pasalnya penyebaran Syiah di Indonesia begitu massif lewat buku-buku dan yayasan yang mereka dirikan.
Apalagi kini Syiah mulai menyusup ke pemerintahan melalui partai-partai yang ada.
“Oleh karenanya tidak boleh membiarkan orang-orang Syiah membagun kekuatannya dari hari ke hari dan sekarang itu terjadi di negeri yang kita cintai ini. Dulu Jalaluddin Rahmat tidak berani menyebut dirinya Syiah, sekarang dia berani menyebut dirinya Syiah,” ujarnya.
Di sisi lain, Dani juga mendesak pemerintah untuk mewaspadai ancaman Syiah dan tidak memberikan ruang sedikit pun bagi aliran sesat ini.
“Pemerintah harus diingatkan kalau ini dibiarkan maka akan terjadi konflik horizontal,” tandanya. [AW]