JAKARTA (Panjimas) – Munashoroh Suriah, Tanah Abang for Sham pagi ini tengah berlangsung di Masjid Said Naum, Tanah Abang, Jakarta Timur.
Dani Anwar, politis asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menjadi orator pertama dalam munashoroh Suriah.
Dalam orasinya, Dani Anwar menyampaikan bahwa yang terjadi di Suriah adalah bentuk kezaliman rezim militer yang dipimpin oleh Bashar Al Assad.
“Pembantaian kaum muslimin di suriah juga dilakukan secara massif,” kata Dani Anwar di hadapan para hadirin di Masjid Said Naum, Jalan Kebon Kacang IX, no 25, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Ahad (8/11/2015).
Tak hanya itu, ternyata sudah turun temurun rezim Assad tersebut melakukan pembantaian di Suriah.
“Hafezh Assad ayahnya Bashar Assad, Pernah membunuh orang Sunni sebanyak 30 ribu orang dengan waktu yang sangat singkat karena orang-orang itu memprotes kebijakan yang sangat kejam,” ujar mantan Cagub DKI Jakarta saat Pilkada tahun 2007 lalu.
Suriah, kata Dani Anwar merupakan bagian dari sebuah wilayah yang disebut dengan Syam. Di negeri ini sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi ajanga pertempuran yang silih berganti. Hingga akhirnya panglima perang Islam, Khalid bin Walid menaklukkannya dan menjadikannya bagian dari wilayah Islam.
Kemudian saat terjadi pergolakan di Timur Tengah atau revolusi Arab Spring, kaum Muslimin memanfaatkan situasi untuk merubah nasib, dengan berupaya melengserkan rezim Syiah Nushairiyah Bashar Al Assad.
“Bukan tanpa resiko sudah puluhan ribu kaum muslimin meninggal dunia dan jutaan orang mengungsi,” tuturnya.
Hingga kini, Suriah masih bergejolak. Ibroh yang bisa diambil menurut Dani Anwar adalah, jangan sampai hal ini terjadi di Indonesia. Caranya dengan mencegah, jangan sampai Syiah diberi kesempatan untuk berkuasa. [AW]