JAKARTA (Panjimas.com) – Ustadz Abdus Shomad, relawan kemanusiaan yang penah terjun langsung membantu kaum Muslimin Suriah, membantah pernyataan yang menyebutkan gejolak Suriah terjadi karena aksi demostrasi.
Pernyataan Ustadz Abdus Shomad ini secara tidak langsung bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Salafi Abu Yahya Badru Salam beberapa waktu lalu. (Baca: [Video] Ini Pernyataan Kontroversial Ustadz Salafi Abu Yahya Badru Salam Soal Konflik Suriah)
“Asal-muasal terjadinya Suriah apa pak? Demo… Dari demo dulu. Dari demo terjadilah yang terjadi, yang seperti kita lihat sekarang.
Makanya akhi a’azakumullah wa iyyakum, bener kata para ulama; “Imamun Dholumun khoirun min fitnatin tadum.” Imam yang zhalim, itu lebih baik daripda apa? Fitnah yang terus-menerus! Mendera! Hancur semuanya!” kata Ustadz Salafi Abu Yahya Badru Salam dalam sebuah rekaman video.
Sementara itu, menurut Ustadz Abdus Shomad, banyak diantara kaum Muslimin yang tak mengerti akar permasalahan di Suriah, sehingga muncul pernyataan yang mencederai rakyat Suriah.
“Banyak diantara kita mungkin tidak memahami, atau sekedar mengetahui bahwa apa yang terjadi di Suriah karena sebab demonstrasi pada Maret 2011. Mungkin banya diantara kita yang tidak memahami kondisi riil/sebenarnya dan hanya melihat Suriah sejak Maret 2011. Sehingga kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan hukum yang mencederai rakyat Suriah itu sendiri,” kata Ustadz Abdu Shomad dalam Munashoroh Suriah, di Masjid Said Naum, Jalan Kebon Kacang IX, no 25, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Ahad (8/11/2015).
Ia mengungkapkan, penindasan bahkan pembantaian Muslim di Suriah sudah terjadi sejak lama. Bahkan puluhan tahun sejak rezim Assad berkuasa, kaum Muslimin menjadi sasaran kezaliman.
“Peristiwa yang terjadi di Suriah ini sudah lama, terjadi intimidasi terhadap Muslimah, terjadinya pembunuhan terhadap anak-anak, terjadinya pembantaian terhadap orang tua, terjadinya pemenjaraan dan pengusiran terhadap aktivis-aktivis Muslim, itu semua terjadi jauh-jauh hari, puluhan tahun lamanya. 40 tahun di bawah rezim Assad itu bukan tanpa penyiksaan, bukan tanpa penindasan, bukan tanpa pengusiran dan pembunuhan. Jadi kezaliman demi kezaliman sudah berlangsung sekian lamanya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ustadz Abdus Shomad menjelaskan, demonstrasi yang terjadi pada Maret 2011 seiring dengan terjadinya Arab Spring menyebar melalui teknologi komunikasi, jejaring sosial di dunia maya semakin membuka mata kaum Muslimin.
“As Sya’b Yurid Isqathun Nizham (rakyat menginginkan lengsernya rezim), setelah anak-anak itu menulis di dinding sekolah mereka, mereka ditangkap pihak keamanan. Ketika orang tuanya menuntut kebebasan mereka maka dijawab oleh pihak keamanan, ‘jangan lagi berharap anak kalian kembali, kalau kalian ingin punya anak lagi silahkan buat dengan istri kalian, jika kalian tidak mampu bawa istri kalian ke sini biar kami yang membuat!’ wal ‘iyadzubillah, ini adalah tindakan keji!” ungkapnya.
Dari fakta dan realita yang terjadi di Suriah itulah seyogyanya kaum Muslimin memahami dengan utuh. Sehingga tidak mengkerdilkan masalah.
“Jadi kalau kita melihat Suriah ini gara-gara demo, itu adalah pengkerdilan kasus yang sangat besar, itu menyepelekan kasus yang sangat besar tentang apa yang terjadi di Suriah, karena telah lama hak-hak kaum Muslimin itu dilanggar,” imbuhnya.
“Inilah yang sudah terjadi rentetan peristiwa, rentetan kezaliman dan kekejaman yang dilalui dan dilakukan oleh rezim Assad kemudian Allah takdirkan pada tahun 2011 itu pecah,” tandasnya. [AW]