WASHINGTON, (Panjimas.com) – Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan pada hari Kamis [05/11/2015] bahwa semakin mungkin adalah bom yang membuat jatuh pesawat Rusia di Mesir hingga menyebabkan hilangnya 224 jiwa, dan Presiden AS Barack Obama mengatakan Washington meyakini kemungkinan itu dengan “sangat serius”.
Namun Moskow membantah, seperti diketahui bahwa Rusia telah meluncurkan serangan udara terhadap para mujahidin termasuk mujahidin Negara Islam [Islamic State] di Suriah lebih dari sebulan lalu. Pihak Moskow mengatakan terlalu dini untuk mencapai kesimpulan bahwa penerbangan Metrojet Rusia itu diserang.
Dalam sebuah panggilan telepon, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Cameron, penilaian soal penyebab kecelakaan Sabtu [31/10/2015] lalu itu penting tetapi perlu didasarkan pada informasi dari penyelidikan resmi, dirilis oleh Interfax News Agency.
Mesir, yang bergantung pada sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan penting, mengatakan bahwa tidak ada bukti terkait bom sebagai penyebab hancurnya pesawat.
Sekelompok mujahidin Negara Islam yang berbasis di Sinai, telah mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya Pesawat Metrojet Rusia itu, ini dikonfirmasi merupakan serangan atas penerbangan sipil pertama.
Cameron, yang menjamu Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi, Kamis [05/11/2015] untuk kunjungan kenegaraan yang telah dijadwalkan sebelumnya, mengatakan: “Kami tidak bisa memastikan bahwa pesawat Rusia itu jatuh karena bom, tapi tampaknya kemungkinan kearah itu terjadi.”
Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengatakan sangat “besar kemungkinan” Negara Islam [Islamic State] bertanggung jawab atas kejadian itu, mengingat berbagai informasi masuk, termasuk klaim tanggung jawab dari IS sendiri.
Dalam komentar publik pertama soal jatuhnya Pesawat Rusia itu, Obama mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa, “Ada kemungkinan bahwa ada bom di atas Pesawat itu Dan kita meyakini kemungkinan yang sangat serius itu.”
“Kita akan membutuhkan banyak waktu hanya untuk memastikan penyidik dan komunitas intelijen AS mengetahui apa yang terjadi sebelum kita membuat pernyataan definitif. Tapi itu sangat mungkin bahwa ada bom di pesawat,” ungkap Obama, dirilis oleh Kiro/CBS News Radio di Seattle.
Inggris, Irlandia, Jerman dan Belanda telah menangguhkan penerbangan ke dan dari Bandara Sharm al-Sheikh, meninggalkan ribuan turis Eropa terdampar di resor Laut Merah dimana pesawat lepas landas. Seorang juru bicara PM Inggris mengatakan kemudian bahwa penerbangan dari resor Laut Merah menuju Inggris akan dilanjutkan kembali pada hari Jumat [06/11/2015].
Pihak Kairo mengatakan keputusan untuk menangguhkan penerbangan itu tidak tepat dan harus segera dibalikkan agar penerbangan aktif kembali.
Inggris mengatakan kerjasama perlu dilakukan antara maskapai penerbangan dan Otoritas Mesir untuk menempatkan keamanan tambahan dan langkah-langkah screening [antisipasi penyaringan] di bandara untuk memungkinkan warga Inggris pulang ke tanah airnya.
Jika bom yang telah menjatuhkan Pesawat Airbus A321 (AIR.PA), hal itu akan menghancurkan industry pariwisata Mesir, yang juga masih belum pulih benar setelah tahun-tahun kekacauan politik. Saham perusahaan wisata Thomas Cook (TCG.L) dan TUI Group (TUIT.L) jatuh.
ABC News melaporkan mengutip pejabat pemerintah dan penerbangan, mengatakan US Department of Homeland Security diharapkan untuk memperketat keamanan, segera mungkin setelah hari Jumat [06/11/2015], terutama di bandara asing tertentu yang memiliki penerbangan langsung ke Amerika Serikat. DHS (US Department of Homeland Security) mengatakan tidak ada pemberitahuan penting untuk saat ini.
Sementara Mesir telah bersikap atas penghentian sementara penerbangan, Presiden Mesir Fattah al – Sisi selama kunjungannya ke London bahwa ia m engerti kekhawatiran tentang keselamatan. Dia mengatakan Kairo telah meminta 10 bulan yang lalu untuk memeriksa keamanan di Bandara Sharm al-Sheikh.
“Kami memahami kekhawatiran mereka karena mereka benar-benar focus pada keselamatan dan keamanan warga Negara mereka,” tambahnya.
Dmitry Peskov, juru bicara Vladimir Putin, mengatakan pesawat Rusia masih melakukan penerbangan pulang-pergi menuju dan berangkat dari Sharm al-Sheikh.
“Teori tentang apa yang terjadi dan penyebab insiden tersebut hanya dapat terungkap melalui penyelidikan,” kata Peskov.
Menteri Penerbangan Sipil Mesir, Hossam Kamal, mengatakan sejauh ini penyidik tidak memiliki bukti untuk mendukung teori ledakan. Badan penerbangan Rusia, Rosaviatsia mengatakan penyidik akan memeriksa apakah ada bahan peledak di pesawat.
Ahli bidang keamanan dan para penyidik telah mengatakan pesawat tersebut tidak mungkin jatuh dari serangan luar, dan mereka tidak yakin militan Sinai memiliki rudal yang mampu menyerang jet pada 30.000 kaki. maskapai Rusia Kogalymavia, yang mengoperasikan pesawat itu , mengatakan 3 dari 4 jet A321 yang tersisa, telah lulus pemeriksaan keamanan Rusia, sementara pesawat ke-empat akan diperiksa segera.
Pemakaman Pertama
Rusia pada hari Kamis [05/11/2015] mulai menguburkan beberapa dari penumpang yang tewas dalam jatuhnya Pesawat Airbus A321, yang dapat mempengaruhi dukungan kuat publik atas serangan udara Kremlin di Suriah.
Di St Petersburg, tempat tujuan penerbangan Airbus A321, teman-teman dan kerabat mengucapkan selamat tinggal untuk Alexei Alexeyev berusia 31 tahun, yang bekerja untuk sebuah perusahaan pemanasan dan ventilasi , ia menjadi korban saat kembali dari liburannya.
Islamic State [IS] menyerukan perang melawan Rusia dan Amerika Serikat untuk menanggapi serangan udara mereka di Suriah. Para pejabat intelijen Mesir mengatakan cabang kelompok Islamic State [IS] yang dicurigai atas jatuhnya pesawat berhasil menghindar dari sebuah sergapan keamanan, Mereka beroperasi dalam sel-sel rahasia.
Kelompok Cabang Provinsi Sinai telah memfokuskan pada perlawanan terhadap tentara Mesir dan polisi sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin pada tahun 2013.
Seorang anggota Parlemen senior Rusia mengatakan keputusan Inggris untuk menghentikan penerbangan dari Sharm el-Sheikh dimotivasi oleh pihak oposisi London merespon atas tindakan Rusia di Suriah.
“Ada oposisi geopolitik untuk tindakan Rusia di Suriah,” kata Konstantin Kosachev, anggota senior Majelis Tinggi Parlemen Rusia, ketika ditanya tentang keputusan Inggris, dalam komentar yang dilaporkan oleh RIA News Agency .
Di Bandara Sharm, keamanan tampaknya telah diperketat mulai Kamis [05/11/2015] dengan pasukan keamanan berpatroli di terminal-terminal Bandara, keamanan tidak mengizinkan supir taksi, agen wisata atau orang lain untuk berkeliaran saat mereka menunggu kedatangan wisatawan, kata seorang saksi mata, dilansir oleh Reuters.[IZ]