GAZA, (Panjimas.com) – Pejabat HAMAS, Selasa [03/11/2015] memperingatkan bahwa faksinya berencana meluncurkan metode baru perlawanan dengan jihad jika Israel terus membunuhi warga Palestina. Ma’an News dalam laporannya.
Dalam demonstrasi massa yang diselenggarakan oleh gerakan-gerakan Islam di Kota Gaza, pejabat resmi mengatakan bahwa kelompok=kelompok gerakan Islam akan bergabung dengan “Intifada” jika “pendudukan Israel terus dilakukan dan pembunuhan terhadap warga Palestina terus terjadi.”
Demonstrasi massa diadakan untuk menunjukkan dukungan terhadap pergolakan yang sedang berlangsung di Yerusalem Timur dan wilayah Tepi Barat.
Selama pidato, pemimpin Islamic Jihad, Khalid al-Batsh mengatakan, ” Brigade Al-Quds dan Brigade al-Qassam tidak akan terima jika hanya satu sisi yang berdarah,” kata pemimpin faksi Jihad Islam itu, menunjuk pada sayap militer Islamic Jihad dan HAMAS.
Menyebut Zionis Israel, al-Batsh mengatakan, “Kejahatan kalian tidak akan berhasil untuk menghentikan ‘Intifada’, dan kalian akan membayar dengan korban yang lebih banyak untuk eksekusi pembunuhan yang telah kalian lakukan.”
Dia mendesak Otoritas Palestina untuk menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel “sekali dan untuk semua” dan juga memihak perlawanan terhadap pendudukan zionis Israel.
Dalam pidato yang sama, pejabat senior HAMAS, Ismail Radwan, mendesak rakyat Palestina mengandalkan faksi perlawanan Palestina untuk “menghalagi pendudukan.”
Kedua faksi, Islamic Jihad dan HAMAS memperingatkan bahwa upaya untuk mencapai kompromi antara pihak Israel dan Palestina adalah lelucon, dan ia mendesak rakyat Palestina untuk menolak hal-hal seperti itu.
Setidaknya 71 warga Palestina meninggal dibunuh pasukan Israel dan sedikitnya 9 warga Israel tewas dalam serangan oleh pejuang Palestina ketika kekerasan meningkat bulan lalu.
Demonstrasi dan serangan-serangan sebagian besar tersebar karena tidak adanya kepemimpinan politik, dan faksi-faksi Palestina belum melakukan serangkaian dukungan apa pun di luar dukungan vokal atas tindakan-tindakan itu .
Ketika Otoritas Palestina yang berbasis di wilayah Tepi Barat menyerukan ‘ketenangan’, untuk meredakan ketegangan bulan lalu, frustrasi telah tumbuh di kalangan masyarakat Palestina. Kritikan-kritikan muncul menentang dan memperdebatkan koordinasi keamanan lanjutan antara otoritas Palestina dengan Israel, dikarenakan kondisi kompromi itu malah semakin meningkatkan kontrol Israel atas wilayah Palestina dan pendudukan terus berlanjut.
Para pemimpin dunia, termasuk Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, sementara ini telah meluncurkan kembali upaya-upaya solusi untuk mengakhiri kerusuhan saat ini, tetapi beberapa langkah yang kuat belum dibuat.[IZ]