HEBRON, (Panjimas.com) – Perdana Menteri Rami Hamdallah, Selasa (03/11/2015) menyerukan agar pasukan keamanan Palestina diizinkan untuk melakukan patroli di daerah al-Shuhada Street dan Tel Rumeida, di Hebron, untuk memberikan “keamanan dan perlindungan” bagi warga Palestina terhadap serangan para pemukim Yahudi Israel.
Hebron, yang merupakan Distrik paling selatan di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, telah menjadi situs titik panas selama pergolakan baru-baru ini yang melanda wilayah Palestina dan Israel sejak awal Oktober. Seperti yang ditunjukkan oleh PM Hamdallah selama pertemuan, dari 70 warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel selama pergolakan, setidaknya 29 warga berasal dari Hebron.
Penduduk kota Hebron, terutama 20 persen bagian kota yang berada di bawah kontrol pendudukan militer Israel, atau “H2 Territory” baru-baru ini melaporkan pembatasan gerakan, serta pencarian acak, penahanan dan serangan dari populasi pemukim Yahudi Israel –yang mana pemukim Yahudi itu berjumlah sekitar 500 orang yang dilindungi oleh ribuan tentara Israel.
Pasukan keamanan Palestina tidak memiliki yurisdiksi di H2, yang merupakan rumah bagi hampir 30.000 warga Palestina.
Koordinator kelompok Hak Asasi Manusia (HAM), ‘Youth Against Settlements’, dan seorang aktivis HAM terkenal, Issa Amro mengatakan kepada Ma’an bahwa ia dan tetangganya di H2 yang mengerikan sangat membutuhkan perlindungan.
“Kita benar-benar memerlukan polisi Palestina di sini ,” kata Amro.
Amro, yang tinggal di daerah Tel Rumeida, daerah H2, mengatakan kepada Ma’an bahwa warga Palestina di komunitasnya takut untuk meninggalkan rumah mereka.
“Kami bisa mengatakan orang-orang ini berada dalam penjara,” kata Amro. “Daerah ini benar-benar tertutup, itu hampir tidak mungkin lagi bagi mereka untuk melaluinya karena takut akan pasukan Israel. Pencarian yang menghinakan, “angkat tanganmu, angkat bajumu, buka kakimu,’ kata mereka -. Ini adalah pencarian kasar. Para tentara Israel selalu berteriak dan berteriak pada penduduk, jadi ya semua orang takut untuk bahkan meninggalkan rumah mereka. “, pungkas Amro, dilansir Ma’an
Selama Rapat Kabinet, yang berlangsung di Hebron, PM Hamdallah menekankan bahwa Pemimpin dan Pemerintahan Palestina mendukung rakyat Hebron dan perjuangan mereka untuk hidup di bawah aspek yang lebih ekstrim dari pendudukan.
Selain menuntut pasukan keamanan Palestina di daerah H2, Hamdallah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memberikan perlindungan internasional untuk warga Palestina di Hebron, dan untuk “menghentikan kejahatan perang” dan “eksekus i lapangan” dari warganya.
Perdana Menteri Rami Hamdallah menambahkan bahwa solusi untuk masalah Palestina tidak dengan prosedur keamanan Israel atau “kejahatan terus menerus terhadap Palestina” melainkan penghapusan permukiman Yahudi Israel, pengembalian pengungsi menurut hukum internasional, penghentian pendudukan Israel dan pembentukan Negara Palestina sesuai garis batas tahun 1967, dengan Jerussalem sebagai ibukotanya.[IZ]