BEKASI (Panjimas.com) – Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Dai sekaligus pakar kristologi, Ustadz Abu Deedat, mengalami musibah perampokan.
Musibah tersebut terjadi saat Ustadz Abu Deedat hendak menghadiri rapat di MUI Kota Bekasi, pada hari Rabu (4/11/2015), pada pukul 09.30 WIB.
Saat itu, Ustadz Abu Deedat mengendarai mobil Toyota Avanza sendirian. Pelaku perampokan dua orang, dengan mengendarai sepeda motor memberhentikan mobil korban dengan menuduh telah menabrak seseorang.
“Saya mau rapat ke MUI Kota Bekasi, tapi ngantar istri dulu ke Muhammadiyah di daerah Perumnas Klender. Saya melawati jalan I Gusti Ngurah Rai, tiba-tiba di pertengahan jalan ada orang yang menyetop saya, katanya saya menabrak orang, sampai berdarah-darah dan hendak kabur,” kata Ustadz Abu Deedat saat ditemui di kantor Tabloid Syiar Islam, Islamic Center Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (4/11/2015).
Setelah mobil berhenti, seorang perampok yang mengaku desersi Kopassus itu tiba-tiba masuk ke dalam mobil dengan menodongkan senjata api. Seorang lagi, berjaga di luar dan mengganjal pintu mobil dengan batu, sehingga korban tak bisa keluar.
“Dia masuk ke mobil saya, uang semua diambil, lalu tas yang ada di bangku tengah juga diambil, kebetulan di dalam tas itu ada buku agenda dan uang untuk membayar cetakan buku,” ujarnya.
Total kerugian yang diderita Ustadz Abu Deedat adalah sejumlah uang lebih dari Rp 18 juta rupiah dan dua buah telepon genggam.
Usai kejadian, Ustadz Abu Deedat mengurus nomor telepon seluler miliknya ke provider XL, agar tidak disalahgunakan, sementara nomor Simpati Telkomsel miliknya belum bisa diurus.
“Kepada teman-teman, kaum Muslimin jika ada SMS atau telepon dari nomor Simpati saya, yang meminta sesuatu, mohon diabaikan karena itu bukan dari saya,” imbuhnya.
Dari modus dan tindakan perampokan yang menimpanya, Ustadz Abu Deedat melihat para pelaku sudah sangat lihai menjalankan aksinya.
Terkait musibah tersebut, Ustadz Abu Deedat hanya bisa bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Meski banyak mengalami kerugian harta benda, Ustadz Abu Deedat bersyukur nyawanya masih selamat.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya para dai dan aktivis Islam untuk berhati-hati bila melewati jalur sepi seperti jalan I Gusti Ngurah Rai. [AW]