WASHINGTON, (Panjimas.com) – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Massachusett, Minggu [01/11/2015], menyerukan penyelidikan kejahatan kebencian yang berasal vandalisme (perusakan) yang menargetkan Masjid Burlington di Massachuset.
Perwakilan dari CAIR-MA, Dewan Komunitas Muslim Amerika itu mengatakan para perusak yang menyemprotkan cat bertuliskan “USA” berulang kali pada dinding bagian luar Burlington Islamic Center. Grafiti, yang tampaknya mencerminkan tema umum Islamofobia bahwa umat Islam bukanlah bagian dari orang Amerika, “ditemukan pagi ini dan dilaporkan ke polisi setempat, dirilis oleh CAIR Massachusett
Masjid yang sama di masa lalu telah ditargetkan oleh serangan kebencian yang sama. Pada tahun 2013, CAIR mendesak pihak otoritas penegak hukum untuk menyelidiki vandalisme di Masjid, juga dengan graffiti bertuliskan “USA” .
“Seorang tokoh politik nasional dengan liciknya menuduh bahwa Muslim Amerika tidak bisa menjadi warga negara patriotik, tidak mengherankan bahwa lembaga-lembaga Islam ditargetkan oleh orang-orang yang berani serta bersemangat dalam pengaruh Islamophobia,” kata Direktur Eksekutif CAIR-MA, Dr. John Robbins. “Kami mendesak otoritas penegakan hukum negara bagian dan pemerintah pusat menyelidiki motif bias (prasangka) yang jelas terhadap serangan pada masjid ini dan bahwa para pemimpin bangsa kita haruslah berbicara menentang tumbuhnya fanatisme anti-Muslim.”
Dia mengatakan CAIR sebelumnya menanggapi serangan oleh calon Presiden Partai Republik terkemuka Ben Carson bahwa Muslim Amerika tidak cocok untuk menjadi Presiden.
CAIR, Dewan Nasional Hubungan Islam-Amerika yang fokus dalam hal advokasi dan kebebasan sipil komunitas Muslim Amerika, juga dipaksa untuk menanggapi kehendak nyata kandidat Presiden dari Partai Republik Donald Trump yang ingin menutup Masjid-Masjid di Amerika, hingga soal Komisaris wilayah Maryland yang telah menerbitkan penodaan anti-Muslim, serta persoalan ancaman terhadap anggota Dewan Sekolah di Tennessee atas pengajaran Islam di sekolah-sekolah local daerah Tennessee..
Dr. John Robbins mencatat bahwa CAIR cabang New York baru-baru ini menyerukan agar pejabat publik nasional untuk berbicara menentang tumbuhnya Islamophobia di Amerika setelah seorang pria ditikam di Brooklyn, New York, diduga karena ia berbahasa Arab.
CAIR juga mengecam penetapan jaminan serta tuntutan ringan atas seorang pria yang menyerang seorang wanita Muslim di daerah Indiana sambil berteriak “white power”, sentiment kekuatan ras kulit putih, dimana Amerika dahulu diidentikkan dengan dominasi White Anglo Saxon Christian, ras kulit putih anglo-saxon beragama Kristen.
Pada bulan Agustus, CAIR merilis laporan terbaru, yang disebut “Toxic Hate,” menunjukkan bahwa serangan rhetorik pada komunitas Muslim Amerika dalam satu tahun terakhir memiliki “nada yang lebih keras” daripada tahun terakhir dalam hal sentimen Islamophobia.
Laporan CAIR ini menguraikan insiden kekerasan dan ancaman yang menargetkan individu Muslim, ancaman terhadap kelompok-kelompok Muslim dan juga ancaman dan kekerasan yang menargetkan Masjid dan lembaga Islam. Hal ini juga termasuk bagian dari fenomena baru dari demonstrasi anti-Islam yang dipersenjatai.
CAIR telah menanggapi vandalisme dan kebencian yang menargetkan Masjid-Masjid di Texas, Kentucky, Virginia, Nebraska, Tennessee, Ohio, New York, dan negara-negara bagian lainnya.
Insiden itu cocok dengan pola peningkatan kejahatan kebencian bermotif dan insiden Bias nasional yang menargetkan orang dan properti terkait, atau dianggap berhubungan dengan Islam dan komunitas Muslim Amerika, dirilis oleh CAIR, Masschusetts.[IZ]