GAZA, (Panjimas.com) – Pemimpin HAMAS yang hidup dalam pengasingan, Khalid Meshaal, pada hari Senin (02/11/2015), mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu atas kemenangan Partai AKP dalam Pemilihan Umum Parlemen Turki pada hari Ahad (01/11/2015).
Melalui saluran telepon, Meshaal menyatakan kepada Erdogan dan Davutoglu harapannya untuk stabilitas dan keamanan Turki, disamping harapannya bahwa kemenangan AKP akan mencerminkan secara positif pada masalah nasib warga Palestina, khususnya mengenai kompleks Masjid Al-Aqsa .
Partai AKP, yang berhaluan ideologi sayap kanan Islam, memiliki ikatan yang kuat dengan gerakan HAMAS, selain itu pemimpin partai AKP Turki telah bertemu dengan para pemimpin Hamas pada beberapa kesempatan.
Pada hari Senin (02/11/2015), juru bicara HAMAS Sami Abu Zuhri, mengatakan bahwa kemenangan bagi AKP merupakan kemenangan juga bagi Palestina, dilansir Jerusalem Post.
AKP memenangkan pemilihan Parlemen Turki dengan jumlah 49,4 persen suara, sementara penantang terkemuka, Partai Rakyat Republik (CHP) mengambil hanya sejumlah 25,4 persen suara.
Pemilihan umum yang diselenggarakan pada hari Ahad (01/11/2015) adalah pemilihan ulang, setelah AKP kehilangan suara mayoritas parlemen pada bulan Juni lalu untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir.
Pada pemilu bulan Juni, partai-partai politik lainnya di Turki berharap untuk memenangkan suara gabungan mayoritas parlemen lebih dari perolehan suara AKP untuk membendung upaya-upaya dari partai sayap kanan Islam tersebut untuk mereformasi pemerintah saat ini.
Tahun lalu, Erdogan mengundurkan diri dari kursinya sebagai Perdana Menteri, dan menjadi Presiden pertama Turki yang pernah dipilih melalui pemilihan umum
Dengan semua hasil suara yang telah dihitung, AKP telah memenangkan 316 kursi di Parlemen dari total sejumlah 550 kursi Parlemen yang diperebutkan , AKP menjadi mayoritas besar pemegang suara parlemen, akan tetapi masih dibutuhkan 16 kursi lagi untuk bisa meminta diadakan referendum untuk mengubah Konstitusi Turki dan meningkatkan kekuasaan Presiden, dilansir oleh BBC. [IZ]