JAKARTA (Panjimas.com) – Peggy Melati Sukma, mantan artis sinetron, foto model, dan penyanyi itu kini mulai menyapa masyarakat melalui aktivitas barunya, yakni dunia kepeduliaan sosial yang membantu kaum Muslimin di Bumi Syam; Palestina dan Suriah.
Tak disangka, wanita yang pernah bergelut di dunia entertainment lebih dari 20 tahun itu, kini telah berjirah dan setahun terakhir mulai menapaki dunia pergerakan Islam.
“Revolusi pisau yang terjadi sejak awal Oktober sampai hari ini, dimana ini terjadi di Palestina, dipicu oleh perilaku Zionis yang dengan paksa mengeluarkan saudara-saudara kita dari Masjidil Aqsha dan melarang masjidil Aqsha untuk dipergunakan oleh umat Islam,” kata Peggy Melati Sukma dalam konferensi pers Doa dan Cinta untuk Kemanusiaan di Syam yang digelar di Masjid Baitul Ihsan, Jl. Budi kemuliaan no. 23, Jakarta Pusat, pada hari Ahad (1/11/2015).
Dari data yang dikumpulkan oleh Peggy, sampai hari ini korban luka-luka dari pihak Muslim Palestina, sekitar 7200 orang yang 90% adalah rakyat sipil. Kemudian yang syahid ada 74 orang rata-rata berusia 13-25 tahun dan beberapa diantaranya adalah wanita dan anak-anak.
Menurut Peggy, ada upaya sistematis dari pihak Zionis Israel, mengapa korban yang jatuh begitu banyak dari kalangan wanita dan anak-anak.
“Perempuan dan anak-anak ini menjadi sasaran kezaliman para penjajah di bumi Syam sebab perempuan adalah sarana dari Allah Ta’ala untuk melahirkan generasi penerus dan anak-anak adalah generasi yang meneruskan perjuangan,” ujarnya.
Kebiadaban Zionis Israel itulah yang kini membuat Peggy prihatin dan mengajak seluruh kaum Muslimin dari berbagai kalangan, untuk membantu Muslim Palestina melakukan perlawanan.
“Perlawanan yang dilakukan ini dari segala lini, artinya support yang kita lakukan juga support dari segala lini. Ustadz-ustadz kita mengingatkan, Ad du’a silahul mu’min (doa adalah senjatanya orang beriman), itu jugalah yang kawan-kawan dari Palestina sering sampaikan, tolong jangan lupa kirimkan senjata bagi kami, tapi bukan senjata untuk bertempur, malainkan doa,” jelasnya.
Salah satu bentuk perlawanan selain doa, menurut Peggi yakni dengan berjihad melalui media dan dunia maya. Hal ini pula yang dilakukan oleh para pemuda Palestina.
“Yang ingin saya ingatkan kepada teman-teman media, selalu ada cara untuk melakukan jihad dalam keadaan dunia yang sudah semakin kacau balau dan tak tentu arah ini melalui pena yang teman-teman miliki, melalui jari jemari yang teman-teman miliki, semoga nanti akan memberikan saksi di hari penghisaban (hari kiamat),” tandasnya. [AW]