WASHINTON, (Panjimas.com) – Keputusan keluarga dari seorang remaja Texas untuk pindah ke Qatar tidaklah mengherankan, mengingat sentimen anti Muslim terus terjadi, yang membuat banyak muslim Amerika merasa seolah-olah mereka berada “di bawah pengepungan,” dilaporkan oleh Journal Tribune (JT) setelah mengutip pernyataan seorang juru bicara untuk Kelompok Nasional Muslim-Amerika, Council of American-Islamic Relation [CAIR].
International Islamic News Agency [IINA] melaporkan bahwa Remaja tersebut, Ahmed Mohammed, telah menjadi perhatian masyarakat secara nasional bulan lalu, setelah ia ditangkap karena membawa jam digital buatan sendiri ke sekolah, guru Ahmed mengira itu adalah bom.
Pada hari Selasa (20/10/2015), keluarga Ahmed mengumumkan bahwa mereka akan segera meninggalkan rumah mereka di pinggiran kota Dallas, Irving dan memtuskan untuk pindah ke Qatar.
Ada, sebuah yayasan yang telah menawarkan mereka pembayaran pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi Ahmed, di Doha, Qatar.
Yaser Birjas, seorang Imam dari Valley Ranch Islamic Center di Irving, Texas, mengatakan ia berharap bahwa Ahmed, bocah berumur 14 tahun itu akan baik-baik saja, tetapi ia khawatir tentang stress yang didapatnya setelah kasus tersebut.
“Saya berharap bahwa dia tidak terpengaruh dan terbawa arus tentang masalah itu karena sekarang harapan orang akan dia begitu tinggi,” kata Birjas. “Dan dia hanyalah seorang anak .”
Ibrahim Hooper, seorang juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengatakan bahwa Amerika Serikat telah melihat peningkatan yang signifikan soal level sentimen anti-Muslim – perasaan itu katanya tercermin dari serangan politik calon Presiden GOP [Grand Old Party], Partai Republik, seperti Donald Trump dan Ben Carson.
“Komunitas Muslim-Amerika merasa dikepung dan diserang terus menerus oleh semua ini,” kata Hooper.
Mohamed Elhassan Mohammed, Ayah dari Ahmed Mohammed mengatakan kepada The Dallas Morning News bahwa keluarganya pindah “ke tempat di mana anak-anaknya bisa belajar, dimana mereka semua dapat diterima oleh negara itu.”
Keluarga Ahmed mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ahmed akan mendaftar dalam program yang ditawarkan oleh Qatar Foundation untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat. Dia menerima beasiswa penuh untuk pendidikan tingkat menengah dan perguruan tinggi.
Ahmed baru saja mengunjungi Qatar sebagai bagian dari sebulan berat yang telah dilaluinya, termasuk saat diminta ke Gedung Putih pada hari senin [19/10/2015] dan penampilannya pada hari Selasa [20/10/2015] di US Capitol, Parlemen Amerika.
Keluarga Ahmed mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa mereka “kewalahan oleh banyak tawaran dukungan” sejak penangkapan Ahmed, 14 September lalu.[IZ]