JAKARTA (Panjimas.com) – Peggy Melati Sukma, wanita kelahiran Cirebon 13 Juni 1976 itu kini berpenampilan anggun dengan hijab yang menutupi auratnya.
Peggy tentu sudah mempertimbangkan dengan matang dengan pilihan terbesar dalam hidupnya itu, yakni berhijrah dari gemerlapnya dunia entertainment menuju dunia dakwah yang penuh tantangan.
“Diantara yang saya pelajari dalam proses hijrah saya ini, Al hijratu man hajara maa nahallahu ‘anhu (orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa Allah larang). Diantara yang dilarang oleh Allah Ta’ala salah satunya adalah tidak mempedulikan saudaranya, sebab Nabi sudah mengatakan bahwa Umat Islam itu satu tubuh,” kata Peggy Melati Sukma dalam konferensi pers Doa dan Cinta untuk Kemanusiaan di Syam yang digelar di Masjid Baitul Ihsan, Jl. Budi kemuliaan no. 23, Jakarta Pusat, pada hari Ahad (1/11/2015).
Tak hanya itu, Peggy pun melibatkan diri lebih dalam pada aktivitas sosial membantu kaum Muslimin yang tertindas di bumi Syam yakni Palestina dan Suriah.
Aktivitas sosial yang dilakukannya itu, menurut Peggy semata-mata untuk menjalankan perintah Allah. (Baca: Peggy Melati Sukma, Setelah Hijrah kini Bicara Jihad di Palestina dan Suriah)
“Kalau saya tidak peduli dengan saudara-saudara sesama Muslim yang terus menerus tertindas, yang terus menerus berjuang, yang terus menerus dizalimi artinya saya tidak mendengarkan perintah Nabi saya, artinya saya tidak patuh pada perintah Allah Ta’ala,” tuturnya.
Tak mudah, meski hanya ingin berbuat baik dalam aktivitas sosial, kadangkala fitnah bisa saja datang. Seseorang bisa saja dituduh dengan aksi terorisme. Ketika Peggy ditanya, apakah dirinya tidak takut jika nanti dikait-kaitkan dengan terorisme? Ia pun menjawabnya dengan gamblang, tanpa beban.
“Kalau ditanya takut atau tidak, saya tidak menggantungkan rasa ini kepada apa pun, kecuali hasbunallah wa ni’mal wakil. Inilah bagian dari perjuangan saya untuk menjadi hamba Allah, ikut memelihara dan berkontribusi dalam perjuangan saudara-saudara kita yang masih tertindas di seluruh muka bumi ini,” ungkapnya.
Peggy pun meyakini bahwa apa yang dilakukannya berada di atas kebenaran, hal itulah yang membuatnya berani untuk melangkah membela perjuangan kaum Muslimin di bumi Syam yang penuh berkah.
“Maka saya pikir tidak perlu ada yang ditakutkan untuk menyuarakan kebenaran sepanjang kita berlindung kepada Allah Ta’ala,” tandasnya. [AW]