BERLIN, (Panjimas.com) – Di separuh waktu sepanjang tahun 2015, telah terjadi 23 serangan terhadap lembaga-lembaga Islam. Seberapa sering Muslim terancam karena iman atau keyakinan mereka, namun hal itu tidak diakui – itulah yang harus berubah.
Masjid-masjid dan lembaga Islam lainnya di Jerman mulai bulan Januari hingga Juni tahun 2015 telah 23 kali menjadi target serangan-serangan bermotif politik. Hal ini jelas mulai dari respon Pemerintah Federal hingga pertanyaan Badan Parlemen dari kelompok sayap kiri di Bundestag. Selama periode yang sama, 64 aksi unjuk rasa melawan Islamisasi di Jerman telah terjadi, yang mana telah mempengaruhi atau dikendalikan oleh para ekstremis sayap kanan; Hal ini jelas dari tanggapan-tanggapan terhadap berbagai pertanyaan parlemen.
Seberapa sering Muslim diserang di Jerman karena iman atau keyakinan mereka, bagaimanapun, tidak diketahui. Untuk tujuan ini, tidak ada angka resmi dari otoritas setempat. Kejahatan dengan latar belakang anti-Islam belumlah dicatat secara terpisah di Data Statistik Kejahatan Polisi, Polizeilichen Kriminal Statistik (PKS). Sejauh ini, hanya ada angka terkait serangan-serangan di masjid dan lembaga Islam lainnya dan data angka sejumlah parade Islamofobia, yang dipengaruhi oleh ekstremis-ekstrimis sayap kanan.
Badan Koordinasi Dewan Muslim, [Der Koordinationsrat der Muslime], Serikat Polisi, die Polizeigewerkschaft [GdP], dan juru bicara kebijakan domestik dari sayap Kiri, [die innenpolitische Sprecherin der Linken], Ulla Jelpke, menuntut bahwa sub-item Islamophobia selama pendaftaran kejahatan bermotif politik. “Ini akan memungkinkan untuk menciptakan gambaran situasi dan untuk melihat apakah kejahatan anti-Muslim meningkat,” kata wakil ketua GdP, Jörg Radek, dalam artikel rubrik dunia edisi online. “Jika Anda merekam kejahatan anti-Semitism, maka termasuk pelanggaran anti-Muslim haruslah pula dihitung.”
Ahli Urusan Dalam Negeri dari sayap Kiri, Jelpke, mengatakan kepada surat kabar, bahwa tingkat kejahatan Islamofobia tetap dalam gelap, “selama tidak ada entri terpisah diberikan di sini”. Juru bicara Dewan Koordinasi Muslim, [Die Sprecherin des Koordinationsrats der Muslime], Ibu Nurhan Soykan, tuntutan juga digalang, Serangan terhadap masjid dan Muslim telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, namun sejauh ini akan selalu diremehkan, ujar Soykan. Seperti dilansir zeitonline.
Kementerian Dalam Negeri dalam hal mendukung perubahan, “hal ini bermula dari sana”. Namun hanya “Innenministerkonferenz” yang bisa memutuskan soal itu. Innenministerkonferenz” adalah standing konferensi Menteri Dalam Negeri Negara Jerman disingkat [IMK], adalah konferensi regular (rutin) dari Menteri Dalam Negeri Jerman dan Senator-Senator Urusan Dalam Negeri, di pihaknya, pemerintah Federal Jerman sebagai sekretaris. Konferensi ini memiliki wewenang mengesahkan legislasi atau perundang-undangan. [IZ]