KABUL, (Panjimas.com) – Afghanistan dan Pakistan, hari Rabu, (28/10/2015) sedang berjuang untuk mempercepat bantuan kepada para korban yang selamat, dari gempa berkekuatan 7,5 skala richter, minggu ini. Korban gempa yang meninggal secara keseluruhan di wilayah tersebut naik menjadi 385 orang.
Associated Press melaporkan. Otoritas Manajemen Bencana Pakistan mengatakan, mereka para korban yang meninggal sekarang berada di angka 267 orang, dengan 220 orang meninggal di bagian barat laut provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dan 47 orang lainnya di tempat lain di negara ini.
Sementara itu, Afghanistan telah melaporkan 115 orang meninggal dan 556 korban lainnya luka-luka, sementara tiga orang meninggal di sisi lain bagian India dari wilayah Kashmir yang masih diperdebatkan.
Kepala Otoritas Manajemen Bencana Nasional Afghanistan, Wais Barmak Ahmad, mengatakan kepada parlemen bahwa 7.630 rumah telah hancur dan sekitar 1.000 hewan mati terbunuh. Di bagian barat laut Pakistan yang porak poranda, lebih dari 10.000 rumah serta 147 sekolah rusak, ungkapnya.
Gempa, yang melanda pada hari Senin, terpusat di provinsi Badakhshan, Afghanistan. Daerah ini jarang penduduknya, juga berbatasan dengan Pakistan, Tajikistan dan Cina.
Wilayah miskin yang terkena gempa sangatlah banyak, dengan pegunungan dan lembah yang membuat sulit untuk mencapai daerah-daerah tersebut yang telah terkena dampak. Taliban aktif di beberapa daerah, yang lebih rumit aksesnya, kata Barmak.
Tim survei telah dikirim untuk melakukan penilaian terhadap kerusakan dan dampak di daerah-daerah yang hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki atau dengan keledai. Setelah informasi yang mereka kumpulkan dinilai, persediaan makanan dan non-makanan akan disalurkan, kata Barmak.
Badakhshan sering dilanda gempa bumi dan bencana-bencana lainnya, termasuk banjir dan tanah longsor. Daerah lain, juga, seperti provinsi Nuristan dan Kunar di timur memperlihatkan tantangan-tantangan soal akses (jalan masuk), ia mengatakan kepada parlemen. “Kami sudah mendapat beberapa masalah seperti tantangan keamanan dan rintangan di jalan, dan sayangnya semua jalan dari ibukota Nuristan untuk distrik-distriknya masih terhalang dan juga beberapa jalan yang terblokir di daerah Kunar,” sehingga menghambat pengiriman bantuan.
Sementara itu, pemakaman para korban gempa dilanjutkan hingga Rabu dan di salah satu kota di Pakistan yang mengalami dampak terparah, kota Shangla, para warga menuntut bantuan pemerintah untuk membangun kembali rumah mereka.
Menurut Otoritas Manajemen Bencana Pakistan, gempa merusakkan 10.586 rumah di bagian barat laut negara itu. Shangla adalah kota yang terkena dampak terburuk, dengan 49 orang meninggal dan 228 orang lainnya luka-luka. Korban lain, sejumlah 32 orang meninggal di daerah Chitral, kota Pakistan yang paling dekat dengan pusat gempa.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan mengatakan bahwa sejumlah 15.519 tenda telah didistribusikan, 25.700 selimut dan beberapa ton makanan. Persediaan lebih lanjut akan dikirim ke daerah-daerah terpencil, ketika jalan-jalan telah dibersihkan dan dibuka kembali.
Di Shangla, Zurqun Nain, yang berumur 70 tahun, mengatakan bahwa keluarga besarnya tinggal di rumah seorang kerabat setelah gempa merusak rumahnya. “Aku memiliki rumah sendiri sebelum gempa. Sekarang saya menjadi tunawisma di usia tua,” ujarnya.
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif mengunjungi kota bagian barat laut Peshawar, pada hari Rabu untuk menghadiri pengarahan perihal kerusakan gempa. Dalam komentarnya yang disiarkan televisi, ia berjanji bahwa pemerintahannya akan memberikan “kompensasi maksimum” untuk para korban.
“Kami akan memulai pemberian kompensasi kepada mereka yang rumahnya rusak,” katanya, ia menambahkan bahwa 200.000 rupee (sekitar 2.000 dollar Amerika) akan diberikan kepada setiap orang untuk membangun kembali rumah mereka. [Iza]