JERUSALEM, (Panjimas.com) – Polisi Israel pada hari Senin (26/10) mencegah Lembaga Wakaf Islam (Islamic Endowment) yang mengelola kompleks Masjidil Aqsa, dari pemasangan atau instalasi kamera-kamera pengawas di sekitar tempat suci, Masjidil Aqsa, ujar Kepala lembaga Wakaf Islam.
Sheikh Azzam al-Khatib mengatakan kepada Ma’an News bahwa karyawan Lembaga Wakaf mulai memasang kamera pengawas di Moroccan Gate (Gerbang Maroko), pada hari Senin, (26/10).
Akan tetapi, sebelum mereka bisa menyelesaikan pemasangan, petugas polisi Israel mencegah mereka melanjutkannya dan bahkan mencopot kamera-kamera yang sudah terpasang.
Tindakan itu datang, setelah Israel, AS dan Yordania sepakat pada pertemuan di Amman untuk memasang kamera pengawasan di kompleks Masjidil Aqsa dalam upaya untuk meredakan ketegangan yang telah memanas di wilayah Palestina yang diduduki, pada bulan Oktober.
Langkah tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry setelah ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Raja Yordania Abdullah II.
Juru bicara polisi Israel Micky Rosenfeld mengatakan kepada Ma’an bahwa polisi Israel mencegah Instalasi kamera, karena perjanjian resmi mengenai pemasangan instalasi tersebut belum tercapai.
Dia mengatakan bahwa polisi “tidak akan mengizinkan perubahan apapun untuk status quo di Temple Mount,” ia menggunakan nama versi Yahudi untuk kompleks Masjidil Aqsa.
“Setiap perubahan atau keputusan pemerintah yang dibuat, akan dilaksanakan dengan cara yang terorganisir dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait,” katanya.
Namun, Lembaga Wakaf Islam, pengelola kompleks Masjidil Aqsa, mengatakan bahwa polisi Israel mencegah pemasangan kamera tersebut karena “Israel menginginkan kamera-kamera yang hanya melayani kepentingannya saja dan bukanlah kamera memang yang berfungsi untuk menunjukkan kebenaran dan keadilan.”
Lembaga Wakaf Islam, mengutuk intervensi Israel dalam urusan pengelolaan kompleks Masjidil Aqsa, juga menegaskan kembali bahwa seharusnya, sesuai kesepakatan, Lembaga Wakaf memiliki kontrol penuh atas situs suci Masjidil Aqsa.
Pemimpin-pemimpin Palestina, termasuk Sekretaris Jenderal PLO [Palestine Liberation Organization], Saeb Erekat, telah mengatakan bahwa pemasangan instalasi kamera pengawas tidak mengatasi akar permasalahan, yang mereka percaya adalah status quo yang sudah rusak di tempat suci, begitu pula dengan pendudukan Israel di Yerusalem Timur dan sisanya dari wilayah Palestina.
Sejumlah besar jamaah Yahudi berkeliling kompleks Masjidil Aqsa selama rangkaian libur Yahudi pada bulan September, serta mereka mencemooh kesepakatan antara Israel dan Lembaga Wakaf Islam, yang melarang ibadah umat non-Muslim di lokasi.
Kehadiran mereka, serta pembatasan yang ketat terhadap warga Palestina yang ingin masuk ke Masjidil Aqsa, memainkan peranan dalam memicu gelombang protes yang telah melanda wilayah Palestina yang diduduki bulan ini.
Selain sebagai tempat paling suci ketiga bagi Umat Islam, kompleks Masjidil Aqsa juga dihormati sebagai tempat yang paling suci bagi penganut Yudaisme seperti di mana orang-orang Yahudi percaya sebagai Kuil pertama dan kedua yang pernah berdiri. Doa Yahudi diperbolehkan di Tembok Barat, yang merupakan sisa-sisa terakhir dari Kuil Suci Kedua. [Iza]