GAZA, (Panjimas.com) – Masih berlangsung perlawanan atau Intifadha III yangdilakukan oleh rakyat Palestina untuk menghadapi militer Yahudi, akibat nya korban dari pihak rakyat Palestina semakin tidak terbendung.
Hingga kini tercatat 59 warga Palestina Syahid dan lebih dari 5.800 orang mengalami luka-luka baik di Tepi Barat maupun di wilayah Jalur Gaza.
Para korban luka tembak di evakuasi ke Rumah sakit yang tersebar di wilayah Gaza, khususnya di pusat rujukan Rumah sakit terbesar di Gaza Rumah sakit pemerintah Palestina yaitu Rumah Sakit Asy-Shifa Gaza City.
Salah satu problem dan kendala besar yang sedang di alami oleh Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza adalah mulai berkurang nya obat-obatan, khususnya untuk penangangan operasi tulang, operasi besar serta yang bersifat darurat penanganan pertama bagi para korban, cairan serta obat anti tetanus dan pembiusan serta anti biotik.
Hasil konfrensi pres di pelataran Rumah Sakit Asy-Shifa pada Hari Senin (26/10/2015) jam 10 Pagi, Direktur Umum Pusat Penampungan Obat-obatan di Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza Dr.Munir Bursh menegaskan bahwa saat kami sedang mengalami krisis alat kesehatan dan juga obat-obatan, ini berkaitan dengan arus korban dan jumlah korban luka-luka tak terbendung.
“Korban penembakan militer Yahudi dan penyebab utama krisis obat-obatan adalah masih tertutupnya pintu perlintasan darat perlintasan Gaza dan Mesir, dengan demikian kami himbau kepada pemerintah Mesir agar membuka pintu Rafah, begitu juga NGO2 di seluruh dunia agar bergerak dan tergerak untuk bekerja sama untuk meringankan beban kami untuk memberikan Pelayanan kepada para pasien korban luka-luka” harap Dr.Munir.
Di sela-sela kesibukan Dr. Munir, Abdillah Onim Journalis Indonesia di Gaza menyempitkan mengunjungi Kantor Direktur Umum Pusat Penampungan Obat-obatan di Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza City sekaligus melihat langsung gudang Penampungan obat-obatan kementrian kesehatan Palestina di Gaza. Ia menyampaikan bahwa saat ini kami sedang mengalami krisis obat-obatan dan alat kesehatan seperti yang anda saksikan sendiri, rak mulai kosong dan kerusakan alat kesehatan dengan demikian kami harap pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia semakin agresif untuk menanggapi krisis ini.
Hasil pantaun langsung ke beberapa rumah Sakit di Gaza khususnya Rumah Sakit Asy-Shifa, kondisi pasien memang membutuhkan pelayanan serius karena luka yang mereka alami ya semua luka serius.