RIYADH, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Jubair, selama kunjungannya ke Mesir pada hari Ahad (25/10/20150. mengatakan bahwa Kairo dan Riyadh memiliki sikap yang sama atas Suriah, dilaporkan Al Arabiya News Channel.
Dalam sebuah pernyataan pers bersama dengan rekannya dari Mesir, Jubair menyatakan kembali posisi Saudi atas Suriah bahwa tidak ada tempat bagi Presiden Bashar Al-Assad yang diperangi di masa depan dan pasca perang sipil Suriah.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry menyatakan tidak ada perbedaan antara Riyadh dan Cairo atas Suriah dan menekankan bahwa kedua belah pihak memiliki sikap yang sama.
Pernyataan Menteri Jubair, dikemukakan setelah komentarnya pada hari Kamis mengatakan bahwa melekatnya kekuasaan Assad bekerja sebagai ‘magnet’ dengan memungkinkan militan asing merekrut lebih banyak pejuang, dan dia harus membersihkan Suriah dari ISIS
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jubair mengatakan, pembicaraan international untuk menemukan solusi atas konflik Suriah telah menghasilkan beberapa kemajuan namun konsultasi lebih lanjut diperlukan.
“Saya percaya bahwa telah ada beberapa kemajuan dan posisi yang lebih dekat dalam penemuan solusi atas krisis Suriah, tetapi saya tidak dapat mengatakan bahwa kami telah mencapai sebuah kesepakatan. Kami masih membutuhkan konsultasi lebih untuk sampai pada titik ini.” disampaikan oleh Menteri Jubair dalam konferensi pers pasca pertemuan dengan rekannya dari Mesir, Menteri Sameh
Moscow berkata, Assad haruslah menjadi bagian dari setiap transisi politik dan bahwa rakyat Suriahlah yang akan menentukan siapa yang memerintah mereka.
Washington telah mengatakan akan mentolerir Assad selama masa transisis singkat, akan tetapi dia kemudian harus keluar dari panggung politik
Dalam kesibukan aktivitas dipolmatik sekitar krisis Suriah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengunjungi Riyadh pada hari Sabtu dan kedua Negara sepakat meningkatkan dukungan untuk oposisi moderat Suriah, sementara mencari resolusi politik untuk konflik yang telah berlangsung empat tahun itu. [Iza]