ACEH SINGKIL (Panjimas.com) – Relawan Infaq Dakwah Center (IDC), bersama dengan Ormas-ormas Islam, MPU Aceh, Imam Mukim dan sejumlah media Islam melakukan takziyah kepada keluarga korban penembakan massa Kristen, dari warga Muslim Aceh Singkil, Asy Syahid -insya Allah- Tengku Syamsul bin Tengku Iddal.
Tokoh Islam sekaligus Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Singkil, Ustadz Zainal Abidin, yang bertindak sebagai pembawa acara menegaskan, bahwa Syamsul adalah mujahid dan seorang mujahid tidaklah mati, melainkan hidup di sisi Allah.
“insya Allah inilah mujahid pertama di Aceh Singkil ini, kita tidak boleh menyatakan orang syahid itu mati, meninggal, akan tetapi mujahid itu syahid dan hidup di sisi Allah,” kata Ustadz Zainal Abidin di hadapan ratusn umat Islam Aceh Singkil yang bertakziyah di rumah duka, Desa Bulusema, Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil, pada hari Ahad (18/10/2015).
Pada kesempatan tersebut, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh Raya, Tengku Muslim At Thahiri menyampaikan taushiyah di hadapan warga Muslim Aceh Singkil.
“Yang kami muliakan, kawan-kawan dari berbagai media Islam, baik yang dari Medan, kemudian yang dari Jakarta, khususnya dari IDC, yang selalu memikirkan nasib Umat Islam dan memberitakan berita yang sebenarnya,” kata Tengku Muslim kepada umat Islam Aceh Singkil yang hadir di rumah duka, Desa Bulusema, Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil, pada hari Ahad (18/10/2015).
Ia menyayangkan pemberitaan di berbagai media mainstream terkait tragedi berdarah 1 Muharram 1437 H di Aceh Singkil.
“Ini mengenai tragedi 1 Muharram 1437 H yang telah terjadi, mereka mengangkat isu pembakaran gereja, mereka melupakan nasib umat Islam; korban luka dan yang jadi syuhada,” ujarnya.
Senada dengan pernyataan anggota MPU Aceh Singkil, Ketua FPI Aceh Raya juga menyatakan bahwa Tengku Syamsul insya Allah syahid di jalan Allah.
“Kematian dalam membela agama Allah itu adalah syahid,” ujarnya.
Ia pun mengutip ayat Al-Qur’an,
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Ali Imran: 169-170).
Terkait insiden berdarah 1 Muharram 1437 H, umat Islam di Aceh Singkil juga berharap agar setiap tahunnya nanti, selain diperingati sebagai tahun baru Islam, juga untuk mengenang sang mujahid Aceh Singkil, Asy Syahid Tengku Syamsul.
“Mudah-mudahan setiap 1 Muharram nanti, menjadi hari diperingati kembali gugurnya seorang syuhada, seorang pejuang, seorang mujahid dalam membela agama Allah,” tegasnya.
Di sisi lain, Tengku Muslim juga meminta kepada umat Islam Aceh Singkil jangan lemah, gugurnya Tengku Syamsul harus menjadi pemersatu kaum Muslimin untuk terus berjuang membela agama Allah.
“Darah saudara kita yang keluar, mudah-mudahan bayarannya dibalas oleh Allah dengan hilangnya gereja-gereja illegal di negeri Singkil ini. Kemudian nyawa saudara kita yang melayang, mudah-mudahan akan menjadi penyebab bersatunya Umat Islam seluruh Aceh untuk membantu umat Islam di Singkil,” tuturnya. [AW/IDC]