ACEH (Panjimas.com) – Ketua Front Pembela Islam (FPI) Aceh, Tengku Muslim At Thahiri mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) dan aparat keamanan bertindak tegas menyikapi kasus penembakan warga Muslim di Aceh Singkil.
Dalam aksi penolakan gereja liar di wilayah Kabupaten Singkil, Syamsul (27), warga Buluhsema, Suro, diduga menjadi korban penembakan massa Kristen, pada Selasa (13/10/2015).
Ia juga mengimbau agar umat Islam di Aceh Singkil tidak terpancing provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kita menyerahkan kepada pihak yang berwenang, disamping FPI juga memantau agar masyarakat tidak terprovokasi,” kata Tengku Muslim At Tahiri saat dihubungi Panjimas.com, Rabu (14/10/2015).
Ia juga menyampaikan pesan kepada warga Kristen di Aceh Singkil, agar jangan melakukan tindakan meresahkan dan memprovokasi umat Islam dengan membangun gereja tanpa izin.
“Semua itu kan ada prosedurnya, maka kita imbau semua pihak harus mengikuti prosedur dan aturan yang ada, jangan mereka mencari-cari masalah,” ujarnya.
Sementara itu, melihat berbagai pemberitaan yang ada, dirinya prihatin. Umat Islam di Aceh Singkil yang menjadi korban, baik tewas maupun luka-luka justru disudutkan.
“Jangan sampai kejadian seperti ini justru menguntungkan mereka, menjadikan alasan bagi mereka untuk menyerang umat Islam, menjelek-jelekkan umat Islam,” imbuhnya.
Kemudian, setidaknya ada tiga orang dari warga Muslim Aceh Singkil yang dijadikan tersangka dan ditangkap, mereka S, N, dan I. Ditambah lagi tujuh orang warga Muslim lainnya masuk dalam DPO, lantaran mereka dituding ikut melakukan pembakaran gereja.
Sementara, hingga kini, belum ada dari warga Kristen yang ditangkap aparat terkait penembakan. (Baca: Tembak Mati Warga Muslim Aceh Singkil, FPI Aceh: Kristen Sudah Berani Melawan!)
“Aparat harus menangani sesuai aturan, jangan sampai malah umat Islam yang jadi korban, padahal ini akibat dari pemerintah yang lambat menangani kasus ini,” tandasnya. [AW]