JAKARTA (Panjimas.com) – Sebanyak lima puluh dua ulama dan akademisi Arab Saudi mengeluarkan fatwa seruan untuk berangkat ke Suriah memerangi pasukan Rusia yang membela rezim Syiah Nushairiyah, Bashar al-Assad. Mereka menyeru umat yang merasa mampu, termasuk di luar Saudi untuk memenuhi panggilan jihad di Suriah.
Ulama yang beberapa di antaranya adalah anggota Persatuan Ulama Muslim Internasional tersebut menyerukan “semua orang yang mampu dan di luar Arab Saudi untuk menjawab seruan Jihad dan berjuang bersama salah satu kelompok pejuang dalam menghadapi pasukan Rusia,” demikian seperti dilansir Al-Arabiya pada Senin (5/10/2015).
Fatwa tersebut keluar, setelah Rusia berusaha membela rezim Bashar Al-Assad dan melancarkan serangan terhadap mujahidin di Suriah, sejak awal Oktober 2015
Menanggapi sikap para ulama Saudi tersebut, Direktur An Nasr Institute, Munarman SH menyambut baik, namun di sisi lain ia juga memandangnya secara kritis. Ada pertanyaan besar, mengapa para ulama Saudi hanya mengeluarkan fatwa jihad melawan Rusia, mengapa tidak ada fatwa melawan Amerika?
Munarman mengungkapkan bahwa sudah menjadi rahasia umum jika Arab Saudi dan Amerika mempunyai hubungan khusus.
“Antara Saudi dan Amerika kalau dalam bahasa politiknya itu kan sekutu tradisional. Sudah sejak lama, blok Saudi itu ke Amerika. Sementara Rusia ini kan bloknya ke Iran (Syiah), lebih tegasnya ke rezim Assad,” kata Munarman saat dihubungi Panjimas.com, Rabu (14/10/2015).
Ia menambahkan, meskipun selama ini Amerika jelas memerangi mujahidin, baik di Afghanistan maupun di Suriah, sepertinya tidak akan keluar fatwa berjihad melawan Amerika.
“Dalam perspektif politik itu tidak mungkin dia akan mengeluarkan fatwa jihad, meskipun Amerika juga sebelumnya menghantam mujahidin yang ada di Suriah, termasuk di Afghanistan. Bahkan di Afghanistan antara Saudi dan Amerika saling bekerjasama,” ungkapnya.
Apalagi di sisi lain, sejak lama Saudi mempersilahkan berdirinya pangkalan militer Amerika Serikat di negara itu. (Baca: Munarman: Fatwa Jihad terhadap Rusia itu Bagus, tapi…)
Bahkan, agen rahasia Amerika Serikat (CIA) ternyata mengoperasikan pangkalan udara rahasia untuk pesawat tak berawak (drone) di Arab Saudi.
Seperti dimuat BBC, Rabu (6/2/2013), dari pangkalan itulah, sebuah pesawat tak berawak diterbangkan pada September 2011, yang membunuh Syaikh Anwar al-Awlaki. [AW]