JAKARTA (Panjimas.com) – Menanggapi fatwa jihad terhadap Rusia yang dikeluarkan oleh lima puluh dua ulama Saudi, Direktur An Nasr Institute, Munarman SH melihatnya dari dua sisi.
Di satu sisi ia melihat hal itu sebagai upaya postif, namun disisi lain fatwa tersebut sarat muatan politis.
“Menurut saya, fatwa jihad terhadap Rusia, di satu sisi bagus, tapi di sisi lain fatwa ini motifnya lebih kepada urusan politik bukan kepada li i’lai kalimatillah (meninggikan kalimat Allah, red.),” kata Munarman saat dihubungi Panjimas.com, Rabu (14/10/2015).
Meskipun demikian, Munarman melihat keluarnya fatwa tersebut adalah peluang bagi mujahidin untuk berangkat berjihad. Pasalnya, selama ini pemerintah Saudi kerap melakukan penangkapan terhadap mujahidin yang berjihad di Suriah.
“Ini merupakan peluang bagi para mujahidin untuk berjihad ke Suriah, terutama mujahidin dari Saudi yang selama ini kalau berjihad justru ditangkapi,” ujarnya.
Selain itu, Munarman juga mengkritisi sikap para ulama Saudi yang tak tak berimbang dalam mengeluarkan fatwa. Sebab, meskipun sudah keluar fatwa jihad terhadap Rusia, namun hingga kini tak ada fatwa jihad memerangi Amerika.
Menurutnya, hampir tidak mungkin ulama Saudi mampu bersikap tegas mengeluarkan fatwa memerangi Amerika. Apalagi, pangkalan militer Amerika bertebaran di Jazirah Arab.
“Menurut saya agak susah, kecuali kalau Rajanya mau melepaskan diri dari ikatan-ikatan tradisional dengan Amerika dan itu bisa dilihat, apabila pangkalan-pangkalan Amerika yang ada di Saudi, di jazirah Arab itu ditutup,” ungkapnya.
“Selama pangkalan militer Amerika itu ada, tidak akan mungkin keluar fatwa,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sebanyak lima puluh dua ulama dan akademisi Arab Saudi mengeluarkan fatwa seruan untuk berangkat ke Suriah memerangi pasukan Rusia yang membela rezim Syiah Nushairiyah, Bashar al-Assad. Mereka menyeru umat yang merasa mampu, termasuk di luar Saudi untuk memenuhi panggilan jihad di Suriah. (Baca: Ulama Saudi Keluarkan Fatwa Jihad terhadap Rusia, Mengapa tak ada Fatwa Jihad Perangi Amerika?)
Ulama yang beberapa di antaranya adalah anggota Persatuan Ulama Muslim Internasional tersebut menyerukan “semua orang yang mampu dan di luar Arab Saudi untuk menjawab seruan Jihad dan berjuang bersama salah satu kelompok pejuang dalam menghadapi pasukan Rusia,” demikian seperti dilansir Al-Arabiya pada Senin (5/10/2015).
Fatwa tersebut keluar, setelah Rusia berusaha membela rezim Bashar Al-Assad dan melancarkan serangan terhadap mujahidin di Suriah, sejak awal Oktober 2015
Menanggapi sikap para ulama Saudi tersebut, Direktur An Nashr Institute, Munarman SH menyambut baik, namun di sisi lain ia juga memandangnya secara kritis. Ada pertanyaan besar, mengapa para ulama Saudi hanya mengeluarkan fatwa jihad melawan Rusia, mengapa tidak ada fatwa melawan Amerika?
Munarman mengungkapkan bahwa sudah menjadi rahasia umum jika Arab Saudi dan Amerika mempunyai hubungan khusus. [AW]