SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Ribuan umat Islam di solo dan sekitarnya menghadiri acara Tablig Akbar “Tolikara Di Mata Mantan Pendeta” yang diselenggarakan oleh Dewan Da’wah Jateng dan MUI Solo. Acara diselenggarakan pada hari Ahad (11/10/2015) di Masjid Baitul Makmur Solo Baru.
Dalam kesempatan ini, Dewan Da’wah Jateng menghadirkan Ust Bangun Samudra yang merupakan mantan pastur terbaik Vatikan dan Ustadz Insan LC Mokoginta seorang mantan misionaris serta penulis buku “101 Bukti Yesus bukan Tuhan”.
Ustadz Bangun Samudra memberikan materi tentang larangan memilih pemimpin non muslim. Adapun Ustadz Mokoginta menyampaikan tentang perkembangan umat Islam yang semakin banyak murtad dan kepalsuan ayat-ayat injil yang 80 % sudah tidak asli lagi.
Dalam tablig akbar tersebut, Dewan Da’wah juga menghadirkan mantan pendeta senior yang baru muallaf 2 bulan lalu, yang tepatnya pada hari Jum’at (31/7/2015). Beliau bernama Yochanan Jhony Mema STh dan sudah berganti nama dengan Muhammad Ar-Rosyid. Yochanan Jhony Mema menyampaikan tentang alasan kenapa keluar dari nasrani dan masuk Islam.
Salah satu penyebab Yochanan Jhony Mema karena membaca buku “101 Bukti Yesus Bukan Tuhan” yang ditulis oleh Ustadz Mokoginta.
Narasumber terakhir disampaikan oleh Ust Aris Munandar dari Dewan Da’wah Jateng. Ust Aris memaparkan tentang kejadian Tolikara dan pelajaran yang dapat diambil dari musibah tersebut.
Beliau juga berbagi pengalaman ketika safari dakwah di Kalimantan. Dibutuhkannya dai untuk membina saudara muslim yang ada disana. Selain itu Dewan Da’wah juga membagikan buku “Larangan memilih Pemimpin Non Muslim” kepada seluruh peserta untuk menyikapi kejadian yang ada di Solo.