YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Ini adalah rangkain dari gerakan mengembalikan umat kepada kalimat la ilahaillah, yang tujuannya mempersatukan kalimat ini demi tegaknya tauhid.
“Karena selama ini adanya rongrongan dari liberalisme, sekulerisme pada awalnya tetapi belakangan lebih mengkrucut lagi adanya kekuatan komunis dan majusi persia yang saat ini kelihatannya mereka bersatu dan sepertinya menemukan vitalitasnya” ujarnya kepada panjimas.com di sela-sela aksi. Ahad (11/10/2015).
Maka inisiatif daripada pemuda muslim dan para tokoh-tokohnya kelihatannya perlu penyemangat kembali dibawah kalimat tauhid tentunya dalam frame Ahlul Sunnah wal Jamaah.
Terkait ada pendapat yang mengatakan bahwa parade tauhid itu tidak ada manfaatnya. Sekjend MIUMI tersebut memberikan klarifikasinya.
“Saya kira mereka perlu mempelajari tata cara berhubungan ukhuwah Islamiyah. Perbedaan itu biasa. Apalagi ini urusan furuiyah dan tidak ada sama sekali urusannya dengan aqidah. Yang paling penting adalah jagalah ukhuwah Islamliyah diantara kita” pungkasnya.