JAKARTA (Panjimas.com) – Devi Hartanti (32 th), kini seorang diri membesarkan kedua putri tercintanya; Syifani Zulfa (9) dan Syafina Az Zahra (7 th). Sang suami, Ustadz Sanjaya Halim Abdillah (41 th) telah berpulang ke rahmatullah, sejak 1 Februari 2015 yang lalu. Devi Hartanti dan dua anak yatim Syifani Zulfa dan Syafina Az Zahra membutuhkan bantuan dari para muhsinin.
Di bawah teriknya matahari, Relawan Infaq Dakwah Center (IDC) mulai beranjak menapaki padatnya Ibu Kota Jakarta, hingga tiba di sebuah gang sempit, Kampung Kepu, Bungur, Pasar Senen, Jakarta Pusat. Kedatangan relawan IDC, tak lain untuk memberikan bantuan sekaligus menengok dua anak yatim; Syifani Zulfa dan Syafina Az Zahra, putri seorang aktivis Islam, almarhum Ustadz Sanjaya Halim Abdillah.
Devi Hartanti, ibunda Syifani dan Syafina mempersilahkan relawan IDC masuk ke ruangan rumah milik orang tuanya yang luasnya hanya 2,5 x 3 meter persegi. Ruangan sumpek, berdebu itu ditinggali Devi dan kedua putri kecilnya.
Devi yang terlihat lemah dan mengenakan masker itu, mengaku dalam kondisi kurang fit. Semenjak ditinggal sang suami, kesehatannya pun menurun. Ia baru saja selesai menjalani rawat inap lantaran menderita infeksi saluran pernafasan.
“Saya baru pulang kemarin sakit, kena infeksi pernafasan, batuk bronchitis dan ada cairan di paru-paru kanan. Dirawat di Rumah Sakit RS Moh Ridwan Meuraksa, Salemba, Jakarta Pusat selama 4 hari dari tanggal 25-29 September 2015. Sekarang masih berobat jalan,” kata Devi sambil sesekali menahan batuk, kepada relawan IDC, Selasa (6/10/2015).
Menjadi single parent (orang tua tunggal) bagi Devi memang bukan hal mudah. Apalagi, dirinya kini tengah mengalami himpitan ekonomi. Sangking ‘mentoknya’ beberapa kali ia meminta bantuan kepada teman-teman almarhum suaminya, namun belum juga berhasil.
Hingga akhirnya, Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al-Khaththath harus turun tangan, meminta IDC untuk membantu keluarga almarhum Ustadz Sanjaya Halim Abdillah.
Keluarga Aktivis Islam
وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“…Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik…” (Qs. An Nur:26).
Subhanallah, demikianlah Allah berfirman. Devi Hartanti dan Ustadz Sanjaya Halim Abdillah, keduanya adalah pasangan aktivis Islam.
Devi Hartanti sendiri, seorang aktivis dari sebuah gerakan Islam yang telah memberikan sumbangsih besar bagi negeri ini, yakni Pelajar Islam Indonesia (PII). Sementara, Ustadz Sanjaya Halim Abdillah, adalah aktivis yang pernah bergabung di beberapa Ormas Islam, seperti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Persatuan Islam (PERSIS), dua Ormas Islam legendaris dan cukup mapan di Indonesia.
Keduanya; Devi maupun Halim, sejak usia belia juga sangat aktif melayani umat melalui kegiatan sosial.
Devi misalnya, pernah ikut serta dalam penanggulangan bencana tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. Saat itu, di bawah bendera Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Devi membantu penanganan bidang pendidikan anak-anak korban tsunami Aceh.
Hal yang sama juga dilakukan Ustadz Sanjaya Halim Abdillah, yang turut membantu evakuasi korban tsunami Aceh. Alhamdulillah, Allah mempertautkan hati keduanya, hingga akhirnya menikah. Mengarungi bahtera rumah tangga, Devi dan Halim hidup dengan sederhana dan dikaruniai dua orang putri.
Seiring berjalannya waktu, Devi pun semakin mengenal sosok suaminya, Halim ternyata seorang lelaki sejati, yang waktunya dihabiskan untuk melayani umat.
Ustadz Halim dikenal menguasai berbagai keahlian ilmu bela diri mixed martial arts, dari mulai pencak silat, taekwondo hingga thifan tsufuk.
“Dulu pernah aktif di Brigade Hizbullah, dia aktif di bagian pengkaderan,” ujarnya.
Setelah tak lagi bekerja menjadi pengawal pribadi, Ustadz Halim menjadi dai dan mengajar ilmu bela diri di beberapa tempat di Bandung.
“Dia ngajar di beberapa tempat, pokoknya orang bilang dia itu gudang ilmu,” kenang Devi.
Tak hanya itu, ia juga aktif dalam sebuah wadah penanggulangan bencana yakni Siaga Bencana (SIGAB) dari PERSIS di Bandung.
Dengan aktivitasnya yang sangat padat, Ustadz Halim sempat jatuh sakit dan dirawat beberapa hari di rumah sakit.
“Waktu itu, dia sempat sakit darah tinggi dan ada pembengkakan jantung,” tuturnya.
Namun, seolah tak mempedulikan penyakitnya, setelah agak sembuh, Ustadz Halim beraktivitas seperti sedia kala.
“Sempet sudah agak sehat, sempet ikut pengajian dan bantu korban banjir. Sempet diurut, terus buang air di kamar mandi, lalu ditemukan pingsan dan sudah ngga ada,”
Subhanallah, hingga menjelang akhir hayatnya, Ustadz Sanjaya Halim Abdillah masih sempat melayani umat dengan menolong korban banjir.
Ayo Bantu Anak Yatim Aktivis Berprestasi
Ustadz Sanjaya Halim Abdillah meninggalkan seorang istri, Devi Hartanti serta dua orang putri; Syifani Zulfa dan Syafina Az Zahra.
Kedua anak almarhum, kini bersekolah di Jakarta dan keduanya terhitung anak yang cerdas lagi berprestasi di sekolahnya.
“Kalau Syifa sekarang duduk di SD, kelas tiga, adiknya Syafina kelas satu. Kemarin Syifa dapat ranking tiga di kelas, kalau Syafina ranking dua,” kata Devi, sang ibunda.
Sebenarnya, Devi Hartanti sangat menginginkan kedua anaknya sekolah yang madrasah yang banyak mengajarkan porsi ilmu agama, namun lokasinya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Sementara Devi sendiri setiap hari harus mencari nafkah berjualan pempek dengan penghasilan yang tak pasti.
Karena kedua putri Ustadz Sanjaya Halim Abdillah kini berstatus yatim dan masih butuh bantuan biaya sekolah, maka mereka menjadi tanggung jawab kaum Muslimin. Insya Allah mereka akan dimasukkan dalam program CINTA YATIM & SYUHADA, yaitu santunan keluarga yatim syuhada dan aktivis Islam.
Santunan akan disampaikan dalam bentuk bantuan mukafaah (living cost), bantuan pendidikan/beasiswa di pesantren dan sekolah Islam, pelatihan keterampilan, bantuan darurat dan permodalan usaha.
Mari bantu keluarga yatim & syuhada. Dengan menyantuni anak-anak yatim, para dermawan akan meraih fadilah (keutamaan) yang sangat besar, yaitu mendapat jaminan masuk surga bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedekat dua jari:
عن سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا )) وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Rasulullah bersabda, “Saya dan penanggung kehidupan anak yatim di surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan dua jarinya: jari telunjuk dan jari tengah. [HR. Al-Bukhari]
Santunan kepada keluarga yatim syuhada dan mujahidin bisa disalurkan ke Rekening Khusus Cinta Yatim & Syuhada:
Bank Muamalat No.rek: 34 7000 3006
a/n: Yayasan Infaq Dakwah Center
INFO: 08567.700020 – 08999.704050
PIN BB: 2AF8061E; BBM CHANNEL: C001F2BF0. [AW]